Page 89 - AHASLA.indd
P. 89
ia harus menahan diri dari aktivitas seksual, dari
ketidaksucian; ia tidak boleh makan di malam hari atau
pada waktu yang tidak tepat; ia tidak boleh mengenakan
kalung bunga atau mengoleskan wangi-wangian; ia harus
tidur di tempat tidur (yang rendah) atau alas tidur di lantai;
ini, mereka katakan, adalah uposatha berfaktor delapan
yang dinyatakan oleh Buddha, yang telah mencapai akhir
penderitaan.
Sejauh matahari dan rembulan berputar, memancarkan
cahaya, begitu indah dipandang, penghalau kegelapan,
bergerak di sepanjang cakrawala, bersinar di angkasa,
menerangi segala penjuru.
Kekayaan apa pun yang ada di sini—mutiara, permata,
dan beryl yang baik, emas tanduk dan emas gunung,
dan emas alami yang disebut haṭaka— semua itu tidak
sebanding dengan seperenam belas bagian dari uposatha
yang lengkap dengan delapan faktor, seperti halnya
sekumpulan bintang (tidak dapat menandingi) cahaya
rembulan.
Oleh karena itu, seorang perempuan atau laki-laki yang
bermoral, setelah menjalankan uposatha yang lengkap
dengan delapan faktor, dan setelah melakukan jasa yang
menghasilkan kebahagiaan, pergi tanpa cela menuju alam
surga.”
AṬṬHASĪLA 79