Page 71 - Buku Pedoman Teknis Fotografi
P. 71

- diafragma, gunakan f/8 - f/11  untuk mendapatkan ruang tajam (depth of field)
            yang luas.
           - reproduksi menggunakan film slide, diafragma diturunkan ( dikecilkan
            angkanya) satu stop. Misal: light meter menunjukkan angka f/11  dan kecepatan
             1160, maka dalam pemotretan gunakan angka f/8 dan kecepatan tetap 1/60. Hal
             ini dilakukan karena basil slide akan diproyeksikan.
           - gunakan film yang lebih halus emulsinya seperti filtn her-ASA antara 100
            hingga 200. Film berkecepatan tinggi dengan ASA 400 atau lebih besar kurang
            cocok untuk pekerjaan reproduksi karena akan menghasilkan gambar yang
            berbintik-bintik.

           c.  Pencatatan
           Pencatatan basil pemotretan dianjurkan untuk dibuat setiap kali pemotretan
           objek (benda tidak bergerak, benda bergerak, situs, maupun reproduksi)
           dilakukan, baik pemotretan di lapangan maupun di studio. Pencatatan ini
           dimaksudkan untuk melakukan perekaman terhadap hal-hal teknis yang
           berkaitan dengan pemotretan, deskripsi objek, serta kondisi-kondisi khusus yang
           diharapkan dapat tersimpan sebagai informasi pendukung di kemudian hari.
           Diharapkan dengan adanya catatan ini kita akan memperoleh setidaknya empat
           jenis dokumen dari basil pemotretan: foto, klise, dan catatan pemotretan. Ketiga
           dokumen ini bersifat sating melengkapi dan bergantung antara satu dengan
           Jainnya. Namun sering dijumpai bahwa hanya salah satu dari ketiga dokumen itu
           yang di kemudian hari sampai ke tangan kita, dan itu biasanya adalah klise atau
           fotonya. Catatan pemotretan yang seharusnya menyertai kedua jenis dokumen
           ini sangat jarang ditemukan. Akibatnya kita sering dihadapkan pada kesulitan
           mengenali objek basil pemotretan tahun-tahun sebelumnya.
                  Melalui pencatatan yang seksama dan penyimpanan yang baik
           diharapkan kondisi seperti itu tidak perlu terjadi. Klise, foto, dan lembar catatan
           harus disimpan sebaik mungkin agar tidak rusak. Apabila memungkinkan,
           informasi pada lembar formulir Pemotretan Benda Cagar Budaya yang sudah
           disediakan dapat dicatat ulang dalam bentuk digital (lihat /ampiran 5 dan 6),
           menggunakan program komputer yang tersedia di  pasaran. Misalnya dBase IV
           keluaran Aston Tate, Visual dBase keluaran Borland, atau Microsoft Access
           keluaran Microsoft Company. Data ini disimpan dengan kedudukan yang sama
           pentingnya dengan ketiga jenis dokumen sebelumnya.
                  Jadi, pemotretan benda cagar budaya bukan sesuatu yang mudah dan
           asal jadi. Pemotretan harus dilakukan secara seksama dengan mementingkan
           informasi yang terkandung di dalamnya, serta informasi-informasi lain yang
           berhubungan dengannya. Informasi ini sering tidak tampak secara fisik pada
           Pedoman Telcnis Fotografi Benda Cagar Budaya                         55
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76