Page 3 - Sejarah Trem di Surabaya
P. 3
dimulut sebelah barat Jembatan Merah, sejak 1 April
1906 menurut stadblad no. 149, Kota Surabaya
ditetapkan statusnya menjadi Gemeente dan saat itulah
pusat kota yang sebelumnya terletak di sebelah barat
Jembatan Merah mulai berpindah.
Kota lama Surabaya sudah tumbuh sejak era
perdagangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie -
Perusahaan Hindia Timur Belanda) yang kala itu masih
menggunakan ejaan “Sourabaya” untuk menyebut wilayah
kota Eropa (Belanda) yang berada di tepi barat Kalimas,
sungai yang memiliki peranan penting sebagai sarana
transportasi dan urat nadi perekonomian Surabaya.
Seiring berjalannya waktu, perluasan dan
pemekaran wilayah Kota Surabaya pun terjadi hingga
terbentuknya Benedenstaad (Kota Bawah) atau Oude Stad
(Kota Tua), sementara tempat-tempat lain di Surabaya
yang berada diluar tembok Benedenstaad termasuk
wilayah Bovenstad (Kota Atas) atau kawasan elit. Kota
Bawah (Benedenstaad) merupakan kawasan yang berada
didalam tembok kota, kawasan ini mulai dibangun oleh
pemerintah kolonial Belanda di akhir abad ke-17 yang
mendapat sebutan Belanda Surabaya (Dutch Surabaya).
Kota bawah ini dibatasi oleh tembok kota yang melingkar
dari utara tepatnya di sebelah selatan jembatan Petekan.
Secara geografis Kota Bawah dibelah oleh sungai Kalimas,
di sebelah barat sungai dikenal dengan wilayah
Sejarah Trem di Surabaya | Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Surabaya 2