Page 20 - Majalah Al-Fitrah (Akhir tahun 2024)
P. 20
Internasional Hal 16
Dampak Perang Dagang Trump pada Indonesia
Indonesia, sebagai negara berkembang dengan ekonomi yang terhubung erat dengan perdagangan
internasional, tidak terhindar dari dampak perang dagang ini. Beberapa dampak utama yang dirasakan
Indonesia adalah:
1.Perubahan Aliran Perdagangan. Sebagai akibat dari perang dagang, beberapa perusahaan
multinasional yang sebelumnya bergantung pada China mulai memindahkan sebagian produksi
mereka ke negara-negara lain, termasuk Indonesia. Hal ini meningkatkan potensi ekspor Indonesia,
terutama di sektor manufaktur dan barang konsumen. Produk-produk seperti tekstil, elektronik, dan
otomotif Indonesia mendapatkan peluang pasar yang lebih besar.
2.Kenaikan Harga Impor. Indonesia juga merasakan dampak negatif dari perang dagang melalui
kenaikan harga barang impor. Banyak bahan baku yang diimpor dari China dan Amerika Serikat
menjadi lebih mahal, yang pada gilirannya meningkatkan biaya produksi domestik. Peningkatan
harga barang ini berisiko memicu inflasi dan mengurangi daya beli masyarakat.
3.Peluang Investasi Asing. Indonesia berpotensi mendapatkan keuntungan dari aliran investasi yang
meningkat sebagai akibat dari pergeseran rantai pasokan global. Dengan adanya ketegangan antara
AS dan China, banyak perusahaan mencari alternatif lokasi produksi di luar China, dan Indonesia
sering dipilih sebagai salah satu tujuan investasi. Hal ini berpotensi meningkatkan pembangunan
infrastruktur dan penciptaan lapangan kerja.
4.Fluktuasi Nilai Tukar Rupiah. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh perang dagang menyebabkan
fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. Ketika ketegangan antara AS dan China meningkat,
investor cenderung mencari aset yang lebih aman, yang mempengaruhi arus modal masuk dan keluar
dari Indonesia. Nilai tukar rupiah cenderung terdepresiasi selama periode ketegangan tinggi,
mempengaruhi daya beli dan stabilitas ekonomi domestik.
Ditengah kericuhan yang terjadi antara dua negara ini, Pada akhirnya Tepat Pada tahun 2020, AS dan
China akhirnya menandatangani perjanjian "fase satu" yang meredakan sebagian ketegangan. Namun,
meskipun ada kesepakatan, hubungan dagang antara kedua negara tetap tegang dan fluktuatif. Negara-
negara lain, termasuk Indonesia, tetap harus beradaptasi dengan dinamika perdagangan yang tidak pasti
akibat kebijakan proteksionis yang diberlakukan oleh Amerika Serikat.
tabloid.alfitra@gmail.com

