Page 126 - Modul Pendidikan Guru Penggerak Bu Siti Dhomroh
P. 126
di Kasus 1
Ibu Nur adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Nur memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan
tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan
dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja
tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka
untuk 3 anak tersebut, Bu Nur menyiapkan 25 soal perkalian.
Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Nur tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak,
mengapa?
Menurut saya Ibu Nur sudah tepat. Namun tambahan soal yang diberikan itu harus berupa materi
pengayaan bukan materi yang sama dengan yang dikerjakan di awal. Karena 3 anak ini memiliki
kemampuan lebih, mereka harus diberikan tantangan lebih sesuai dengan kemampuan mereka.
Karena jika diberikan soal yang sama dengan sebelumnya maka sama saja, siswa tidak merasa
tertantang, mereka hanya diberikan soal tambahan untuk mengisi sisa waktu.
Studi Kasus 2
Ibu Nur adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Nur memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan
tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan
dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja
tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka
untuk 3 anak tersebut, Bu Nur menyiapkan 25 soal perkalian.
Jika Anda adalah Ibu Nur, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda
melakukan hal tersebut.
Jika saya menjadi Bu Nur, maka saya akan memberikan soal tambahan berupa materi dan soal
pengayaan. 3 anak itu tetap mengerjakan 15 soal perkalian namun 10 soal tambahan itu saya
berikan soal pengayaan yang akan memberikan tantangan lebih buat mereka, sesuai kemampuan
lebih yang mereka miliki.
Umpan Balik Studi Kasus
Terima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan!
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar
dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru
harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.
Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda
untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang
semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran
sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam
Ibu Nur adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Nur memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan
tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan
dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja
tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka
untuk 3 anak tersebut, Bu Nur menyiapkan 25 soal perkalian.
Menurut Anda, apakah strategi yang dilakukan oleh Ibu Nur tepat? Jika ya, mengapa? Jika tidak,
mengapa?
Menurut saya Ibu Nur sudah tepat. Namun tambahan soal yang diberikan itu harus berupa materi
pengayaan bukan materi yang sama dengan yang dikerjakan di awal. Karena 3 anak ini memiliki
kemampuan lebih, mereka harus diberikan tantangan lebih sesuai dengan kemampuan mereka.
Karena jika diberikan soal yang sama dengan sebelumnya maka sama saja, siswa tidak merasa
tertantang, mereka hanya diberikan soal tambahan untuk mengisi sisa waktu.
Studi Kasus 2
Ibu Nur adalah guru kelas 3 SD dengan jumlah murid sebanyak 32 murid. Di antara 32 murid di
kelasnya tersebut, Bu Nur memperhatikan bahwa 3 murid selalu selesai lebih dahulu saat diberikan
tugas menyelesaikan soal-soal perkalian. Karena dia tidak ingin ketiga anak ini tidak ada pekerjaan
dan malah mengganggu murid lainnya, akhirnya ia berinisiatif untuk menyiapkan lembar kerja
tambahan untuk 3 anak tersebut. Jadi jika anak-anak lain mengerjakan 15 soal perkalian, maka
untuk 3 anak tersebut, Bu Nur menyiapkan 25 soal perkalian.
Jika Anda adalah Ibu Nur, apakah yang akan Anda lakukan? Jelaskanlah mengapa Anda
melakukan hal tersebut.
Jika saya menjadi Bu Nur, maka saya akan memberikan soal tambahan berupa materi dan soal
pengayaan. 3 anak itu tetap mengerjakan 15 soal perkalian namun 10 soal tambahan itu saya
berikan soal pengayaan yang akan memberikan tantangan lebih buat mereka, sesuai kemampuan
lebih yang mereka miliki.
Umpan Balik Studi Kasus
Terima kasih telah memberikan jawaban atas studi kasus yang disajikan!
Menurut Tomlinson (2000), Pembelajaran Berdiferensiasi adalah usaha untuk menyesuaikan
proses pembelajaran di kelas untuk memenuhi kebutuhan belajar individu setiap murid.
Namun demikian, pembelajaran berdiferensiasi bukanlah berarti bahwa guru harus mengajar
dengan 32 cara yang berbeda untuk mengajar 32 orang murid. Bukan pula berarti bahwa guru
harus memperbanyak jumlah soal untuk murid yang lebih cepat bekerja dibandingkan yang lain.
Pembelajaran berdiferensiasi juga bukan berarti guru harus mengelompokkan yang pintar dengan
yang pintar dan yang kurang dengan yang kurang. Bukan pula memberikan tugas yang berbeda
untuk setiap anak. Pembelajaran berdiferensiasi bukanlah sebuah proses pembelajaran yang
semrawut (chaotic), yang gurunya kemudian harus membuat beberapa perencanaan pembelajaran
sekaligus, dimana guru harus berlari ke sana kemari untuk membantu si A, si B atau si C dalam