Page 149 - Modul Pendidikan Guru Penggerak Bu Siti Dhomroh
P. 149
MULAI DARI DIRI

Pembelajaran Sosial dan Emosional

“Perubahan adalah hal yang sulit dan penuh dengan ketidaknyamanan. Namun, perubahan
tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-
aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama”
(Nadiem Makarim)

Refleksi Latihan Berkesadaran Penuh dan Kompetensi Sosial dan Emosional
1. Sebagai pendidik, Anda tentu pernah berada dalam situasi sehari-hari yang menuntut

Anda untuk dapat mengelola emosi Anda. Ceritakan:
a. Apa yang terjadi?
b. Apa yang Anda rasakan? Apa yang Anda katakan dan lakukan?
c. Apakah yang Anda lakukan efektif? Jika “Ya”, berikan alasan untuk jawaban Anda.

Jika belum, apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan?
Saat menghadapi anak yang saling bertengkar memperebutkan sesuatu (pacar). Dua murid
perempuan berkelahi di kelas gara-gara seorang murid laki-laki. Kelas menjadi gaduh saat
terjadi perkelahian karena saling bersahutan antar kedua belah pihak. Yang saya rasakan
saat itu, sedih bercampur lucu. Yang saya lakukan adalah membawa kedua pihak ke
ruangan untuk menyelesaikan masalah dengan kepala dingin. Mengajak mereka berdamai
satu sama lain dan saling memaaafkan. Mengajak mereka ke sebuah ruangan ini sangat
efektif karena menghindari tontonan dan kegaduhan yang ditimbulkan oleh murid lainnya.
2. Anda tentu juga pernah berada dalam situasi menantang saat berhubungan dengan murid-
murid. Refleksikan:
a. Apa yang terjadi?
b. Apa yang Anda rasakan? Apa yang Anda katakan dan lakukan?
c. Apakah yang Anda lakukan efektif? Jika “Ya”, berikan alasan untuk jawaban

Anda. Jika belum, apa yang ingin Anda perbaiki atau tingkatkan?
Saat itu saya menjadi guru pengganti di kelas lain karena guru yang biasa mengajar sedang
cuti melahirkan. Sebagai seorang guru tentu tidak nyaman jika saat masuk kelas seperti
tidak dibutuhkan oleh murid. Sedih rasanya jika saat itu murid tidak ada hasrat untuk
belajar. Padahal belajar adalah untuk kepentingan dan kemajuan mereka sendiri di masa
mendatang.
Menghadapi situasi seperti ini, saya tidak terpancing emosi untuk memarahi mereka. Saya
mencari cara agar mereka tertarik dengan saya saat datang di kelas. Saya membawa laptop,
LCD dan mini speaker serta beberapa alat permainan. Saya menayangkan Ice Breaking,
saya ajak mereka untuk bergerak, saya ajak mereka untuk bermain sebelum belajar.
Ternyata cara itu membuat mereka tertarik dan merespon apa yang akan saya ajarkan. Cara
ini cukup efektif karena ternyata murid-murid lebih suka belajar dengan motoriknya
terlebih dahulu.
   144   145   146   147   148   149   150   151   152   153   154