Page 29 - E MODULE 1 DAN 2
P. 29
Api digunakan sebagai senjata dalam permasalahan konflik tanah, (3) Api menyebar secara
tidak sengaja dan (4) Api yang berkaitan dengan ekstraksi sumberdaya alam Pembakaran
hutan dan lahan secara sengaja merupakan penyebab kebakaran yang utama terutama di
daerah yang kaya akan sumberdaya alam, dimana terdapat masalah keterbatasan lahan
untuk produksi pertanian dan atau dimana terdapat masalah konflik pengusahaan lahan
atau akses ke lahan. Walapun bukan merupakan faktor utama, penelitian menunjukan
bahwa api digunakan dalam kegiatan untuk mempermudah akses dalam mengekstrasi
sumber daya alam seperti pengambilan ikan, berburu, mengumpulkan madu.
Penyebab tidak langsung kebakaran hutan dan lahan, antara lain : Penguasaan Lahan,
Alokasi Penggunaan Lahan, Insentif/Dis-Insientif ekonomi, Degradasi hutan dan lahan,
Dampak dari perubahan karateristik kependudukan, Lemahnya kapasitas kelembagaan.
(Dok. Rudy Harianto, 2018)
Gambar 2.15. Salah Satu Potret Kebakaran Hutan dan Lahan di Provinsi Riau
Selanjutnya Rachmandani, (2017) menjelaskan bahawa kerusakan semua bentuk
ekosistem termasuk ekosistem rawa gambut akan membentuk gradasi pada ekosistem
tersebut (Ordonez et al., 2014). Untuk dapat merumuskan proses perbaikan ekosistem
yang telah rusak ini diperlukan data dan informasi serta gagasan berupa rancangan dalam
pengembangannya, agar hutan rawa gambut tetap lestari dan mampu memberikan nilai
tambah bagi kehidupan.
B. Permasalahan Ekosistem Mangrove
1. Keadaan Ekosistem Mangrove Riau saat ini
Mangrove Provinsi Riau tersebar sepanjang muara sungai dan garis pantai di tujuh
kabupaten/kota. Mulai dari Kabupaten Rokan Hilir (bagian utara) hingga ke Kabupaten
Indragiri Hilir (bagian selatan). Selama dua dekade (2000 – 2019) luas dan sebaran
mangrove di Provinsi Riau cenderung menurun dari 180.952,1 hektar menjadi 161.655,5
hektar (Yossi Oktorini, 2022). Sejak tahun 1982 sampai 1992, Provinsi Riau memiliki
MODUL II KERUSAKAN EKOSISTEM LAHAN BASAH 22