Page 30 - E MODULE 1 DAN 2
P. 30
sekitar 5,9% sampai 14,5% (Sukardjo, 2000). Data terbaru menunjukkan provinsi ini
memiliki luas mangrove sebesar 213.459,21 hektar (6,4%) (Rahadian et al., 2019), dari
luas dan persentase tersebut menjadikannya sebagai provinsi terbesar ketiga untuk
sebaran mangrove di Indonesia.
Sebaran mangrove Provinsi Riau dapat dijumpai di seluruh habitat mangrove yaitu:
sepanjang garis pantai (Giri et al., 2011), estuaria (Marley et al., 2020) dan sungai (Daniel
& Robertson, 1990). Keseluruhan habitat tersebut merupakan daerah intertidal, yang
dicirikan oleh faktor lingkungan yang bervariasi seperti suhu, salinitas, sedimentasi dan
arus pasang surut. Daerah pesisir Provinsi Riau merupakan muara bagi empat sungai
besar, yaitu: Sungai Rokan, Siak, Kampar dan Indragiri. Sungai-sungai tersebut
berkontribusi sebagai penyumbang sedimen yang berasal dari daratan dalam bentuk
suspensi yang kaya akan kandungan nutrien dan bahan organik sehingga menjadikan
substrat yang sesuai untuk pertumbuhan dan perkembangan mangrove lebih baik
(Mustafa Kamal et al., 2020).
Kebakaran hutan dan lahan yang telah
terjadi pada tahun 2015 menyebabkan
dampak:
• 221 Triliun Kerugian Negara
• 24 Jiwa Meninggal Dunia
• 600 Ribu Jiwa Menderita ISPA
• 60 Juta Jiwa Terpapar Kabut
Asap
o 221 Triliun
Kerugian
Negara
o 24 Jiwa
Meninggal
Dunia
o 600 Ribu
Jiwa
Menderita
Selengkapnya disini ISPA
https://www.youtube.com/watch?v=OmGQ3gnqv9I
o 60 Juta Jiwa
Terpapar
MODUL II KERUSAKAN EKOSISTEM LAHAN BASAH Kabut Asap 23