Page 33 - E MODULE 1 DAN 2
P. 33

Perkebunan kelapa sawit merupakan satu-satunya kegiatan tanaman pertanian skala
                 besar yang saat ini meluas ke wilayah perairan asin tempat tumbuh mangrove. Namun,
                 selama ledakan awal produksi minyak sawit antara tahun 1990 dan 2000, perkebunan
                 kelapa sawit tidak menimbulkan ancaman serius bagi mangrove. Perkebunan (kelapa
                 sawit)  berkontribusi  terhadap  perubahan  mangrove  di  Provinsi  Riau  sebesar  2%  dari
                 tahun 2000 – 2012 (Ramdani & Hino, 2013).

             3.  Faktor Kerusakan Ekosistem Mangrove
                 Kerusakan  hutan  mangrove  lebih  banyak  akibat  alih  fungsi  hutan  mangrove  menjadi
                 tambak,  permukiman  dan  perkebunan.  Mayoritas  masyarakat  sekitar  juga  banyak
                 mengambil kayu untuk dijadikan kayu bakar ataupun bahan bangunan.
                 Kondisi  hutan  mangrove  di  Indonesia  banyaknya  mendapatkan  tekanan  fisik  dan
                 ekologis,  seperti  kesadaran  masyarakat  yang  rendah  dalam  menjaga  mangrove  agar
                 tetap lestari serta peningkatan kebutuhan ekonomi dalam memicu penurunan luasan
                 dan  kualitas  lingkungan  mangrove  (Mangindaan,  2012).  Luas  ekosistem  mangrove

                 Provinsi Riau sekitar 209.299,64 (Saputro, 2009) dan data dari Bappeda Provinsi Riau
                 (2012) menyebutkan bahwa luas hutan mangrove Provinsi Riau sekitar 140.169,30 ha.
                 Data hasil investigasi dan identifikasi oleh Balai Pengelolaan DAS Indragiri Rokan (2006)
                 menyebutkan  bahwa  keadaan  hutan  mangrove  Provinsi  Riau  adalah  50,95%  dalam
                 konsisi rusak berat, 47,41% dalam kondisi rusak sedang, dan 1,65% dalam kondisi baik.
                 Tingginya  nilai  kerusakan  mangrove  dikarenakan  masyarakat  kurang  paham  terkait
                 manfaat  serta  pentingnya  fungsi  mangrove.  Upaya  dalam  pengelolaan  ekosistem
                 mangrove  perlu  dilakukan  evaluasi  secara  menyeluruh  dengan  menganalisis  secara
                 komprehensif disemua sektor baik ekologi, ekonomi, sosial, dan kelembagaan.

                 Adapun Faktor yang menyebabkan kerusakan pada ekosistem mangrove di daerah Riau
                 antara lain :

                 A.  Faktor alam
                    Faktor  alam  merupakan  salah  satu  faktor  penyebab  kerusakan  hutan  mangrove,
                    namun hal ini bersifat sekunder, penyebab kerusakan hutan mangrove yang terjadi
                    karena faktor alami seperti diatas ternyata tidak begitu mempengaruhi kerusakan
                    hutan mangrove, contohnya Abrasi pantai oleh air laut.
















          MODUL II KERUSAKAN EKOSISTEM LAHAN BASAH                                                       26
   28   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38