Page 106 - Modul PAI Flipbook SMA Berbebasis Problem Based Learning
P. 106
dihormati. Kelembutan yang ada dalam dirinya itulah yang menarik hari
penduduk setempat secara suka rela masuk agama Islam.
Apalagi dalam ajaran islam tidak mengenal kastanisasi sebagaimana ajaran
Hindu sebelumnya pada ajaran Hindu terdapat sistem kasta yaitu pengelompokan
atau penggolongan manusia berdasarkan golongan tertentu ada kasta brahmana,
kasta ksatria, kasta waisya, dan kasta sudra.
Dari keempat kasta tersebut, kasta Sudra-lah yang merupakan kasta yang
paling banyak dijumpai di Gresik. Kasta ini terdiri dari rakyat jelata, orang miskin,
orang-orang yang tertindas dan orang-orang yang kurang pandai. Pada umumnya
mereka adalah pekerja kasar di sektor informal, yang tidak diijinkan untuk bergaul
dan menikah dengan orang yang berlainan kasta. Hal tersebut menjadikan
Maulana Malik Ibrahim tergerak untuk melakukan perbaikan, karena dalam ajaran
Islam, pengelompokan manusia berdasarkan kasta merupakan kerusakan moral
dan tidak sesuai dengan ajaran Islam, dimana tidak ada yang membedakan derajat
satu orang dengan orang yang lain melainkan ketakwaannya kepada Allah Swt.
Untuk merubah dari sistem kastanisasi kepada non kastanisasi seperti
ajaran Islam bukanlah hal yang mudah. Yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim
adalah melakukan pendekatan kepada Masyarakat melalui pergaulan. Ia selalu
membiasakan budi bahasa yang ramah dan santun dan tidak menunjukkan
pertentangan dan perlawanan kepada ajaran dan kepercayaan penduduk pribumi.
Ia memperlihatkan keindahan dan kemuliaan yang dibawa oleh ajaran Islam.
Sehingga berkat keramah-tamahan dan kehalusan budi pekertinya tersebut,
banyak masyarakat pribumi yang kemudian menganut agama Islam.
Pada mulanya Maulana Malik Ibrahim berdakwah di kalangan orangorang
yang tersisih karena perbedaan kasta tersebut, ia memperkenalkan Islam melalui
adab dan perilaku maupun informasi yang ia sampaikan kepada masyarakat
sehingga sering terjadi kajian yang panjang dan mengasikkan. Kemudian setelah
berhasil memikat hati masyarakat, Maulana Malik Ibrahim menempuh cara
dagang. Aktivitas niaga ini membawanya mengenal semakin banyak orang dan
masyarakat yang lebih luas, khususnya orang-orang Kerajaan Majapahit dan para
bangsawan.
96