Page 111 - Modul PAI Flipbook SMA Berbebasis Problem Based Learning
P. 111

Kreatifitas  permainan  bonang  yang  dilakukan  oleh  Sunan  Bonang  juga

                       dipadukan  dengan  kepandaiannya  menyusun  syair-syair  yang  ia  masukkan
                       ajaran-ajaran dakwah untuk menanamkan nilai-nilai Islam kepada masyarakat.

                       Dengan  cara  yang  begitu  kreatif,  akhirnya  banyak  Masyarakat  yang  tertarik,

                       apalagi  syair-syair  yang  disusun  oleh  Sunan  Bonang  berisi  ajaran  Islam  yang
                       disesuaikan  dengan  kondisi  masyarakat.  Syair-syair  dengan  nilai  sastra  berisi

                       tentang keindahan dan disisipkan ajaran-ajaran Islam yang diciptakan oleh Sunan

                       Bonang ini, kemudian dikenal dengan nama Suluk. Sampai saat ini suluk-suluk
                       tersebut masih dapat dibaca dan dipahami sebagai referensi untuk menjalankan

                       ajaran dakwah Islam di era modern saat ini pun. Suluk tersebut berbentuk prosa
                       atau puisi-puisi yang kemudian dilantunkan dengan iringan alat musik bonang.


                              Melalui  suluk,  Sunan  Bonang  terus  menyampaikan  kedalaman  makna

                       ajaran  Islam  kepada  pengikutnya.  Suluk  sendiri  memiliki  arti  mengenal  atau
                       mendekatkan  diri  kepada  Allah  Swt.  Sunan  Bonang  menanamkan  kepada

                       masyarakat dan pengikutnya bahwa cinta kepada Sang Pencipta adalah cinta yang

                       hakiki,  bersifat  mendalam  dan  menyeluruh,  sehingga  apabila  manusia  telah
                       mencintai  Tuhannya, maka  manusia akan  mampu menemukan kedamaian hati

                       yang sesungguhnya. Di antara suluk Sunan Bonang yang masih terkenal sampai

                       saat ini adalah Suluk Tombo Ati.

                              Demikianlah,  Sunan  Bonang  dikenal  sebagai  seorang  wali  yang

                       menyebarkan agama Islam di pulau Jawa, juga merupakan seorang seniman. Tidak
                       ada  catatan  bahwa  Sunan  Bonang  pernah  melakukan  pemaksaan  dalam

                       penyebaran  agama  Islam.  Sejarah  justru  mencatat  tentang  kecemburuan  dari

                       tokoh Masyarakat setempat yang merasa tersaingi oleh kehadiran Sunan Bonang
                       yang berasal dari luar daerah, tetapi justru diterima dengan baik oleh masyarakat.

                       Namun adapun tokoh yang menentang Sunan Bonang tersebut bernama Ki Buto

                       Locaya  dan  Nyai  Plencing  yang  menganut  kepercayaan  Bairawa-Bairawi.
                       Keduanya  menentang  Sunan  Bonang  dan  menghasut  masyarakat  untuk

                       melakukan perlawanan.







                                                       101
   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115   116