Page 116 - Modul PAI Flipbook SMA Berbebasis Problem Based Learning
P. 116
untuk mempelajari agama Islam. Sunan Kudus memahami bahwa ada 8 (delapan) ajaran
pada agama Budhayang dikenal dengan Asta Sanghika Marga, yang kemudian simbol
jumlah 8 tersebut dijadikan sebagai jumlah pancuran wudlu yang ia bangun.
Dan nampaknya strategi yang dilakukan oleh Sunan Kudus ini menarik umat
Budha. Kemudian banyak masyarakat yang datang ke masjid kemudian Sunan Kudus
mulai mengenalkan ajaran Islam. Terhadap persoalan adat istiadat, Sunan Kudus tidak
serta merta menentang masyarakat yang sering menabur bunga di jalan, meletakkan
sesajen di kuburan, dan adat-adat lain yang dianggap melenceng dari ajaran Islam dan
mengandung unsur syirik.Sunan Kudus justru berfikir bahwa hal tersebut bisa dijadikan
media untuk menarik masyarakat. Salah satunya adalah dengan cara mengubah fungsi
sesajen yang berupa makanan, lebih baik disedekahkan kepada orang yang kelaparan dan
memodifikasi makna-makna yang ada dalam upacara mitoni yang disakralkan oleh umat
Hindu-Budha sebagai ucapan syukur karena telah dikaruniai keturunan dan lain-lain.
Pola pendekatan semacam inilah yang mendatangkan simpati dan ketertarikan
masyarakat untuk mempelajari Islam, bukan sebaliknya dengan mengedepankan sifat-
sifat kekerasan dalam menentang dan memberantas kebiasaan dengan atas nama
pemberantasan tahayul, bid’ah dan khurafat dengan serta merta menghapuskan adat
lama, yang telah berkembang sebelumnya. Karena jika hal tersebut dilakukan bukan
simpati yang akan diperoleh namun kebencian, resitensi dan penolakan dari masyarakat
yang akan diterima. Dalam hal ini Sunan Kudus memberikan teladan yang sangat berguna
yaitu strategi dakwah yang masih relevan kiranya diterapkan di era modern saat ini, tentu
dengan menyesuaikan kultur dan karakter Masyarakat di sekitar kita.
Keteladanan akhlak yang paling menonjol dari Kisah
Sunan Kudus adalah Toleransi dan menghargai
perbedaan.
106