Page 31 - BISMILLAH, INSYAALLAH FIKS, AAMIIN
P. 31
asam karboksilat resonansi antara ion karboksilat I
dan ion karboksilat II
Gambar 23. Persamaan Reaksi Keasaman dari Asam Karboksilat Ditentukan oleh Gugus ─OH.
Sumber: Buku Kimia Organik (Riswiyanto, 2009).
Pada reaksi kesetimbangan alkohol, ion alkoksida hanya mempunyai satu
bentuk struktur, yaitu R─O ; sedangkan pada asam karboksilat, ion karboksilat
-
berada dalam dua bentuk resonansi I dan resonansi II. Ini berarti ion karboksilat
distabilkan oleh adanya resonansi. Resonansi ini memudahkan pelepasan ion
hidrogen sehingga keasaman dari asam karboksilat lebih besar daripada alkohol.
Menurut teori resonansi, ion karboksilat berada dalam hibridisasi dari dua
struktur dengan kestabilan yang sama. Atom karbon dihubungkan dengan atom
oksigen di mana muatan negatif terdistribusi sama di antara kedua atom oksigen,
dan panjang ikatan dari dua ikatan karbon-oksigen adalah negative seperti pada
Gambar 24. (Riswiyanto, 2009).
Setara dengan
Gambar 24. Resonansi Asam Karboksilat.
Sumber: Buku Kimia Organik (Riswiyanto, 2009).
Kekuatan keasaman asam karboksilat sangat dipengaruhi oleh adanya
substituen yang terikat pada gugus alkil yang mengikat ─COOH. Faktor yang dapat
menstabilkan ion karboksilat akan meningkatkan keasaman asam karboksilat.
Sebaliknya, faktor-faktor yang menurunkan kestabilan ion karboksilat juga akan
menurunkan keasaman asam karboksilat.
Substituen penarik elektron akan memancarkan muatan negatif yang
berarti menstabilkan anion dan menaikkan keasaman. Substituen pendorong
elektron akan mengintensifkan (memperkuat) muatan negatif yang berarti
mendestabilkan anion dan menurunkan keasaman.
Faktor paling penting adalah efek induktif dari gugus yang dekat dengan
gugus karboksil. Efek ini terpancar melalui ikatan, dengan menggeser elektron
ikatan kearah atom elektronegatif, atau menjauhi atom elektron positif. Gugus
penarik elektron meningkatkan keasaman, dan gugus pelepas elektron menurunkan
keasaman.
21