Page 185 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 185

12.3  Realisasi gerak pada tumbuhan



               Realisasi gerak pada tumbuhan merupakan manifestasi nyata dari respons
          tumbuhan terhadap rangsangan. Gerak ini bukan sekadar teori, tetapi dapat

          diamati  melalui  mekanisme  biokimia  dan  biofisika  yang  kompleks  di  dalam
          sel  tumbuhan.  Realisasi  gerak  terbagi  menjadi  tiga  kategori  utama,  yaitu

          gerak endonom, higroskopis, dan esionom, yang masing-masing diwujudkan
          melalui mekanisme spesifik.



          1.  Realisasi Gerak Endonom
              Gerak endonom direalisasikan oleh proses internal dalam sel tumbuhan.

          Contoh paling nyata adalah siklosis, yaitu aliran sitoplasma yang berputar di
          dalam  sel.  Gerakan  ini  didukung  oleh  struktur  protein  mikrotubulus  dan

          mikrofilamen yang membentuk sitoskeleton. Realisasi siklosis dapat diamati
          secara langsung di bawah mikroskop pada sel-sel daun Hydrilla verticillata, di

          mana kloroplas tampak bergerak mengikuti aliran sitoplasma, menunjukkan
          vitalitas sel.



          2.  Realisasi Gerak Higroskopis
                Gerak  higroskopis  direalisasikan  oleh  perubahan  kadar  air  yang  tidak

          merata  pada  bagian  tumbuhan.  Perbedaan  tekanan  osmosis  antar  sel
          menyebabkan  penyusutan  atau  pengembangan  yang  tidak  seragam,

          sehingga  memicu  gerakan.  Gerakan  ini  bersifat  fisik  dan  tidak  melibatkan
          aktivitas metabolisme seluler.
              Pecahnya kulit buah polong-polongan: Realisasi gerak ini terjadi saat buah

              kering dan kadar airnya menurun drastis. Dinding sel pada sisi luar dan
              dalam  buah  memiliki  tingkat  kekeringan  yang  berbeda,  menyebabkan

              tegangan yang memecah kulit buah secara tiba-tiba.
              Membukanya  kotak  spora:  Realisasi  pada  tumbuhan  paku  dan  lumut

              terjadi  karena  perubahan  kelembaban.  Sel-sel  cincin  (annulus)  pada
              sporangium  (kotak  spora)  kehilangan  air  dan  mengerut,  menyebabkan

              sporangium pecah dan spora terlempar keluar.


          3.  Realisasi Gerak Esionom

              Gerak  esionom  direalisasikan  sebagai  respons  terhadap  rangsangan
          eksternal. Realisasinya dibagi menjadi dua, yaitu tropisme dan nasti, yang







                                                                                                            173
   180   181   182   183   184   185   186   187   188   189   190