Page 199 - Buku Digital Interaktif Dilengkapi AR Dan VR Fisiologi Tumbuhan
P. 199

A. PENDAHULUAN



              Tumbuhan sebagai organisme autotrof tidak hanya menghasilkan senyawa
          utama  yang  berperan  penting  dalam  pertumbuhan  dan  perkembangan,

          tetapi juga mampu memproduksi berbagai senyawa lain yang memiliki fungsi
          khusus.  Senyawa-senyawa  tersebut  dikenal  dengan  istilah  metabolit

          sekunder.  Keberadaan  metabolit  sekunder  pada  tumbuhan  erat  kaitannya
          dengan upaya adaptasi terhadap lingkungan, baik untuk melindungi diri dari

          serangan hama dan penyakit, menarik penyerbuk, maupun bersaing dengan
          tumbuhan lain di sekitarnya.
                Dalam  bidang  ilmu  pengetahuan  dan  teknologi,  metabolit  sekunder

          menjadi  perhatian  penting  karena  memiliki  potensi  besar  untuk
          dimanfaatkan.  Banyak  di  antaranya  telah  digunakan  sebagai  bahan  dasar

          obat, pestisida alami, zat pewarna, hingga bahan penyedap. Oleh karena itu,
          mempelajari metabolit sekunder tidak hanya memberikan wawasan tentang

          mekanisme adaptasi tumbuhan, tetapi juga membuka peluang pemanfaatan
          dalam bidang kesehatan, pertanian, maupun industri.



          14.1  Defenisi metabolit sekunder



                Metabolit sekunder adalah senyawa kimia organik yang diproduksi oleh
          tumbuhan  sebagai  hasil  dari  aktivitas  metabolisme,  namun  tidak  secara

          langsung diperlukan dalam proses metabolisme primer seperti fotosintesis,
          respirasi,  dan  sintesis  protein.  Tidak  seperti  metabolit  primer  yang  mutlak
          diperlukan  untuk  kelangsungan  hidup  organisme,  metabolit  sekunder

          berfungsi lebih spesifik, terutama dalam interaksi antara tumbuhan dengan
          lingkungannya,  baik  untuk  bertahan  dari  serangan  hama,  penyakit,  radiasi

          UV,  maupun  untuk  menarik  penyerbuk  dan  menyebarkan  biji.  Menurut
          Dewick (2002), metabolit sekunder bukanlah produk sampingan yang “tidak

          berguna”,  melainkan  hasil  dari  proses  evolusi  yang  kompleks,  di  mana
          tumbuhan  mengembangkan  mekanisme  kimiawi  untuk  mempertahankan

          diri dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan. Di Indonesia, pemanfaatan
          metabolit sekunder banyak ditemukan dalam praktik pengobatan tradisional
          berbasis  tanaman,  yang  kemudian  dikembangkan  menjadi  fitofarmaka

          modern (Sari & Rahayu, 2020).









                                                                                                            187
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204