Page 5 - Kriya Tekstil I
P. 5
bulu hewan itu digunakan sebagai penutup telapak kaki manusia
primitif yang sangat halus. Karena terus-menerus digunakan,
maka gumpalan bulu itu terkena panas, keringat, tekanan dari kaki,
yang menghasilkan kain-kain tanpa proses tenun. Penemuan
berharga inilah yang mengawali pembuatan kain bukan tenunan,
dari bahan berserabut dan serat buatan.
Kemudian, manusia mulai belajar membuat tambang (yang
nantinya berkembang kearah pembuatan tali dan juga benang)
dari tumbuhan rambat atau disebut “ivy” dan rami atau “flax”.
Pembuatan tali/tambang ini adalah untuk keperluan membuat
tempat tidurnya yang pada masa itu digantungkan diantara
pepohonan besar untuk menghindari serangan binatang buas di
malam hari. Di samping itu untuk keperluan membuat jala
penangkap ikan.
Setelah memperoleh keahlian dalam menghasilkan
tali/tambang yang kasar itu, mereka berusaha untuk mendapatkan
tali/benang yang lebih tipis. Usaha mereka adalah dengan menjalin
rambut manusia. Suatu pekerjaan yang tidak ringan namun
hasilnya tidaklah sebesar yang diharapkan. Dalam
perkembangannya, manusia menemukan suatu serat halus yang
dihasilkan oleh binatang kecil yaitu ulat sutera. Dari situlah
diupayakan pembuatan benang tenun yang halus. Penemuan yang
masih primitif itu kemudian menjadi prinsip dasar pembuatan kain
sutera.
Perkembangan demi perkembangan berlanjut dengan
penemuan penemuan kecil dari kehidupan sehari-hari manusia
primitif ini. Perkembangan teknik menenun berjalan sejajar
dengan keahlian membuat benang. Penemuan lain pada masa itu
antara lain adalah yang berasal dari serat serabut yang
menghasilkan antara lain wol dan katun. Dari penemuan ini
kemudian didapati kenyataan bahwa lebih mudah memintal
2