Page 368 - Tafsir Ibnu Katsir Jilid 1 by Ibnu Katsir_Neat
P. 368
puasa tidak mencela �rang yang berbuka, dan sebaliknya orang yang berbuka
tidak mencela orang yang berpuasa. Seandainya berbuka itu merupakan suatu
hal yang wajib, niscaya Rasulullah A mengecam puasa sebagian dari mereka.
Bahkan ditegaskan bahwasanya Rasulullah A pemah berpuasa dalam keadaan
seperti itu. Berdasarkan hadits dalam kitab Shahih al-Bukhari dan Muslim,
diriwayatkan dari Abu Darda', katanya,
�
�
'
�
�1 J? � � � J �� � �� � ' � ' J�� to �f- )
J
,., ; ; .,.
""' " \ .J "' " . ; 0 ,,... ... .. ; .,. .,. ,..
Jll � Jll J� J "il �"=' Q lA J ,)JI � � ��J � o� t�l U�i ui.S"
o
; ; ;
�
.}. ; ,., \ ; " ... ...
( .�IJJ ::;. � � J � J 9$.
IIKami pemah berpergian bersama Rasulullah A pada bulan Ramadhan ketika
musim panas sek.ali, sampai salah seorang di antara kami meletakkan tangannya
di atas kepalanya karena panas yang sangat menyengat. Tidak ada di antara
kami yang berpuasa kecuali Rasulullah A dan Abdullah bin Rawahah. I I
Ketiga, segolongan ulama di antaranya Imam Syafi'i berpendapat
bahwa puasa ketika dalam perjalanan itu lebih afdhal daripada berbuka. Hal
itu didasarkan pada apa yang pemah dikerjakan Rasulullah A, sebagaimana
disebutkan pada hadits di atas. Dan sek.elompok ulama lainnya berpendapat,
berbuka puasa ketika dalam perjalanan itu afdhal, sebagai realisasi rukhsah,
dan berdasarkan hadits bahwa Rasulullah A pemah ditanya mengenai puasa
dalam perjalanan, maka beliau pun menjawab:
"Barangsiapa yang berbuka, telah berbuat baik. Dan barangsiapa tetap berpuasa,
maka tiada dosa baginya." (HR. Muslim).
Kelompok ulama yang lain berpendapat, keduanya sama saja. Hal itu
didasarkan pada hadits yang diriwayatkan dari Aisyah, bahwa Hamzah bin
Amr al-Aslami pernah bertanya: ��y a, Rasulullah, aku sungguh sering e r
b
b ?
puasa, apakah aku boleh e rpuasa dalam perjalanan l l Maka Rasulullah A
b
p u n menjawab: 11Jika engkau mau berpuasalah, dan jika mau e rbukalah. II
(Hadits riwayat al-Bukhari dan Muslim).
Ada juga yang berpendapat, jika keberatan untuk berpuasa, maka ber
buka adalah lebih baik. Berdasarkan Hadits J abir, bahwa Rasulullah A pemah
menjumpai seorang laki-laki yang dipayungi, maka beliau bertanya, IIMengapa
dia ini?ll Orang-orang menjawab, IlDia sedang berpuasa. 11 Beliau pun bersabda,
IIBukan termasuk kebajikan berpuasa ketika dalam perjalanan. II (HR. Al-Bukhari
dan Muslim).
Keempat, mengenai masalah qadha puasa, apakah harus dilakukan
b
secara berturut-turut atau boleh e rselang-seling. Dalam hal ini terdapat dua
pendapat:
bnu Katsir juz 2 349