Page 65 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 65
memimpin (Sekarningsih, 2000). Mencermati terdapatnya hukum-hukum adat
patriarkhi yang mengakar kuat pada masyarakat Asmat dan banyak merugikan
kaum perempuan Asmat, maka novel ini dapat dikaji dengan pendekatan kritik
sastra feminis ideologis (Djajanegara, 2003). Alatnya adalah analisis gender untuk
ketidakadilan gender dalam subordinasi gender (Fakih, 2013) yang menganggap
perempuan itu irrasional dan emosional, sehingga perempuan tidak bisa tampil
memimpin dan ditempatkan pada posisi kedua. Termasuk pula diskriminasi gender
yang menyatakan bahwa perempuan tidak perlu memiliki banyak keinginan dalam
menjalani hidup. Perempuan cukup menjalani kodratnya, yaitu mengayomi
kelurga, melahirkan anak, merawat dan mengasuhnya, menyusui, mendidik anak-
anak, dan mencari makanan yang bagus untuk keluarga (Sekarningsih, 2000).
Representasi citra diri Teweraut dapat digambarkan melalui tiga aspek
(Satoto, 1994), yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial. Misalnya, dalam parameter suku
Asmat bahwa Teweraut adalah sosok gadis remaja yang terdidik. Meskipun
Teweraut hanya bisa menyelesaikan pendidikan sampai setingkat SMP di Sekolah
Kesejahteraan Keluarga, bahkan tidak selesai. Walaupun dalam struktur ego-nya,
Teweraut masih berharap bisa melanjutkan sekolahnya hingga ke jenjang yang
lebih tinggi. Namun dengan superego dirinya, Teweraut tidak ingin bergantung lagi
pada kedua orang tuanya. Akhirnya Teweraut bekerja dengan menjadi juru masak
dan pencuci piring di warung nasi Ibu Alek Cia. Di warung ini, Teweraut bertemu
dengan Mama Rin yang kemudian banyak menginspirasi dalam hidupnya.
Teweraut bisa bersekolah lebih tinggi jika dibandingkan saudara-saudaranya
di Ewer. Hal itu dikarenakan Ndew Cipcowut yang menginginkan Teweraut untuk
menjadi perempuan cerdas dan memiliki karir. Teweraut merasa kagum pada
ibunya. Dalam pandangannya, Ndew adalah sosok perempuan Asmat yang
berpikiran maju serta mengedepankan tentang pentingnya pendidikan bagi anak-
anak. Ndew juga berani bersilang pendapat dengan keluarga besarnya, terutama
dengan suaminya dalam memenangkan Teweraut agar memperoleh pendidikan
lebih tinggi. Ndew bisa merasakan jika anak gadisnya itu adalah anak yang cerdas.
60