Page 81 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 81

feminis  radikal  dan  eksistensialis.  Dalam  feminisme  eksistensialis,  seorang

                        perempuan  memperjuangkan  penghargaan  atas  dirinya  (perempuan)  sebagai
                        manusia  yang  utuh,  meskipun  harus  meninggalkan  lelaki  yang  menghalangi

                        kebebasannya untuk bereksistensi (Prameswari, Nugroho, dan Mahadewi, 2019).

                        Feminisme radikal pada Ani terlihat dalam novel ini dengan upaya menonjolkan
                        citra diri tokoh perempuan bernama Teweraut yang hidup dalam lingkar budaya

                        patriarkhi Asmat. Sedangkan feminisme eksistensialis Ani tergambar melalui tokoh
                        Ndew  Cipcowut,  yaitu  ibu  Teweraut  yang  mengerti  tentang  arti  pentingnya

                        pendidikan  bagi  anak  gadisnya.  Ndew  Cipcowut  berjuang  keras  dengan  terus

                        mencoba meyakinkan ayah Teweraut, nDiwi Desman supaya memberi ijin anak
                        gadisnya yang pintar itu untuk melanjutkan pendidikan ke Sekolah Kesejahteraan

                        Keluarga. Meskipun hal yang diperjuangkan Ndew Cipcowut  cukup sulit  untuk
                        mendapat persetujuan nDwi Desman serta kerap mendapat penentangan keluarga

                        besarnya seperti dari istri kedua nDiwi dan anak-anaknya. Dalam novel ini terdapat
                        bias gender melalui diskriminasi sosial perempuan, pelabelan gender perempuan,

                        dan subordinasi perempuan. Hal tersebut dikarenakan masih melekatnya belenggu

                        budaya  patriarkhi  setempat.  Aturan-aturan  adat  yang  merugikan  perempuan,
                        disikapi  Teweraut  sebagaimana  pemikiran  seorang  feminis.  Apalagi  Teweraut

                        mulai mengenal Mama Rin yang seorang feminis dan aktivis kebudayaan untuk
                        suku pedalaman. Persahabatannya dengan Mama Rin membuka mata dan pikiran

                        Teweraut untuk memperjuangkan kaumnya beroleh kemajuan. Teweraut pun masih

                        bekerja keras dalam kondisi hamil yang bertujuan mensejahterakan keluarga besar
                        dalam memenuhi kebutuhan untuk pendidikan anak-anak Akatpits, dan anak-anak

                        saudaranya. Data-data teks bermuatan feminisme pada novel ini dikaji dengan kritik
                        feminis ideologis dan kritik feminis ginokritik. Peneliti tidak berupaya mengkaji

                        semua data teks berunsur feminisme pada novel  ini (lihat tabel pada lampiran),

                        namun  kajian  dilakukan  pada  data-data  teks  yang  mewakili  citra  diri  tokoh
                        perempuan  dalam  karya  novel  ini.  Peneliti  juga  menggunakan  kritik  feminis

                        ideologi dengan analisis gender yang bersumber dari Fakih (2013), di antaranya
                        mengkaji persoalan ketimpangan gender, subordinasi gender, dan pelabelan gender







                                                                                                     76
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86