Page 16 - C:\Users\rahmi\Documents\Flip PDF Professional\22175022 rahmi\
P. 16

komposisi  dan  keadaan  atmosfer  nya.  Bumi  menerima  energi

                dari  matahari  dalam  bentuk  sinar  ultraviolet  (cahaya)  dan
                melepaskan  sebagian  energi  ini  kembali  ke  ruang  angkasa
                sebagai  sinar  inframerah  (panas).  Gas  dapat  menyerap

                sebagian  energi  keluar  ini  dan  memancarkannya  kembali

                sebagai  panas.  Gas-gas  ini  –  yang  meliputi,  karbon  dioksida,
                metana,  nitrogen  oksida  dan  lain-lain,  disebut  gas  ‘rumah

                kaca’.  karena  bertindak  seperti  selimut  yang  mengelilingi
                Bumi       dan      membuatnya            lebih     hangat        daripada        yang

                seharusnya,  sama    seperti  panel  kaca  dari  rumah  kaca
                memungkinkan  energi  matahari  masuk  tetapi  mencegah

                sebagian  panas  keluar.  Tanpa  proses  alami  ini,  yang  dikenal
                sebagai  efek  rumah  kaca,  planet  kita  akan  menjadi  rata-rata

                sekitar  30  derajat  Celcius  lebih  dingin,  sehingga  efek  rumah
                kaca  yang  terjadi  secara  alami  sangat  penting.  Tetapi  terlalu

                banyak  efek  akan  menciptakan  masalah.  Kegiatan  manusia
                dari     generasi-generasi             terakhir      telah      secara       artifisial

                meningkatkan  konsentrasi  gas  rumah  kaca  di  atmosfer  dan
                para  ilmuwan  menyimpulkan  bahwa  inilah  mengapa  planet  ini

                menghangat  dalam  sejarah.  Tapi,  karena  gas  rumah  kaca  bisa

                bertahan  di  atmosfer  untuk  waktu  yang  lama,  bahkan  jika
                semua emisi di seluruh dunia berhenti hari ini, iklim akan terus
                berubah.

                      Efek  rumah  kaca  bukanlah  penemuan  baru.  Joseph  Fourier

                menemukannya  pada  tahun  1824,  John  Tyndall  bereksperimen
                pada  tahun  1858,  dan  Svante  Arrhenius  mengukurnya  pada

                tahun  1896.  Sejak  itu  para  ilmuwan  telah  memberikan  bukti
                yang  berkembang  tidak  hanya  bahwa  konsentrasi  gas  rumah

                kaca  di  atmosfer  telah  meningkat,  tetapi  juga  bahwa  ini
                meningkatkan  ancaman  menyebabkan  perubahan  iklim  yang

                berbahaya.  Pengukuran  dari  inti  es  Antartika  menunjukkan
                bahwa  selama  sekitar  10.000        tahun            sebelum  Revolusi

                Industri,    konsentrasi 00 ppm, sebuah ambang batas   yang









                                                                                                      8
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21