Page 126 - BERFIKIR
P. 126
berpikir “semakin banyak orang yang gw ajak sepakat dalam
argumen gw, maka akan semakin kuat”. Padahal itu cuma
konsensus palsu, anggapan yang distorsi dan argumen yang
berlandaskan subjektifitas semata.
Bentuk keempat adalah kebalikan dari sebelumnya, disebut
dengan false uniqueness bias. Kalo yang sebelumnya itu
nganggap orang lain punya keburukan yang serupa dengan
kita, maka di bentuk yang keempat ini kita menganggap semua
kebaikan yang ada pada diri kita itu sifatnya unik seakan-akan
“cuma gw doang yang bisa”. Contohnya kita beranggapan kalo
hasil kerja kita lebih baik dari temen sekelompok kita (yang
pada kenyataannya, ga seperti itu). Contoh lainnya ada orang
yang ngerasa dirinya lebih baik saat mengemudi di jalan.
Kedua contoh ini cuma untuk menjaga harga diri kita di depan
orang lain dengan argumen semu, karena ga bisa dibuktikan
dengan hasil yang valid. Manusia, kalo udah nyangkut harga
dirinya emang sering banget kehilangan akalnya.
Bentuk kelima disebut dengan Bask in Reflected Glory, yaitu
kecenderungan seseorang untuk ikut menikmati
keberhasilan/kesuksesan orang lain dengan cara
mengasosiasikan dirinya pada orang yang sukses itu. Bentuk
ini juga banyak beredar di masyarakat, contohnya saat ditilang
“kok berani nilang saya? Saya ini anak anggota DPR loh”.
Contoh lainnya saat punya temen yang ikut MLM dan ajak lu,
“Artis A juga ikutan MLM kita loh, dia udah di level bintang
111