Page 21 - Draft 1_E-Modul
P. 21
a. Konduksi
Perpindahan kalor secara konduksi atau hantaran adalah perpindahan kalor
melalui zat perantara dengan tidak disertai perpindahan partikel-partikel zat
tersebut secara permanen. Konduksi atau hantaran kalor pada banyak materi dapat
digambarkan sebagai hasil tumbukan molekul-molekul. Sementara satu ujung
benda dipanaskan, molekul-molekul di tempat itu bergerak lebih cepat. Sementara
itu, tumbukan dengan molekul-molekul yang langsung berdekatan lebih lambat,
mereka mentransfer sebagian energi ke molekul-molekul lain, yang lajunya
kemudian bertambah. Molekul-molekul ini kemudian juga mentransfer sebagian
energi mereka dengan molekul-molekul lain sepanjang benda tersebut. Dengan
demikian, energi gerak termal ditransfer oleh tumbukan molekul sepanjang benda.
Hal inilah yang mengakibatkan terjadinya konduksi. Contoh perpindahan kalor
secara konduksi dalam kehidupan sehari-hari adalah knalpot motor yang panas saat
mesin dinyalakan, piring yang menjadi panas ketika diisi dengan makanan yang
panas, proses menyerika baju, spatula yang akan terasa panas ketika digunakan
memasak, dan lain sebagainya.
Jepit Pemanggang Kemplang
Proses pemanggangan adalah proses terakhir yang dilakukan sebelum
kemplang benar-benar siap dikonsumsi. Ketika memanggang kemplang,
warga desa menggunakan sebilah besi yang dibuat bercabang untuk membantu
menjepit kemplang ketika diletakkan di atas bara api. Besi dipilih karena
sifatnya yang tahan panas. Ketika ujung besi ini didekatkan ke bara api, lama
kelamaan ujung lainnya yang kita pegang dan tidak terkena bara api akan
terasa panas juga. Peristiwa tersebut merupakan salah satu fenomena
perpindahan kalor secara konduksi (hantaran). Sebagai solusi, warga desa
melapisi atau menyambungkan ujung besi yang dipegang dengan isolator
(penghambat panas) berupa kayu. Hal ini bertujuan agar besi penjepit yang
digunakan lebih aman untuk dipegang dan tangan tidak terasa kepanasan.