Page 121 - Aku dan Ana
P. 121
bahwa dia membahas hal yang lain dari apa
yang kupikirkan dan entah bagaimana caranya
dia mengetahui apa yang diriku alami, sungguh
aneh.
Aku sejenak menatapnya lalu berkata, “Iya,
kamu benar, harusnya aku berpindah ke musim
lain. Tapi, aku masih ingin di sini, menikmati
dingin yang menusuk, aku hanya ingin rasa
dingin ini bisa kuingat selalu. Bukan karena tak
ingin sembuh, tapi aku ingin dingin ini kuingat
selalu dan memahaminya, kalau nanti aku
malah sakit, aku akan cari obatnya. dan nanti
ketika musim dingin datang lagi, aku bisa tahu
cara mengatasinya,” ucapku tersenyum.
Mendengar ucapanku, Ana pun terdiam
sejenak lalu tersenyum.
"Ingat ya, jangan terjebak di musim ini, ada
musim lain yang bisa kamu temui, jika ada
waktu dan dirimu sudah menemukan obatnya
116
Aku dan Ana | Nur Wahid

