Page 120 - Aku dan Ana
P. 120
"terima dirimu dan keluarlah dari air mata
yang selama ini mengurungmu, jangan berhenti
dan mematung sehingga kamu terjebak dalam
musim dingin yang tak berujung.”
Mendengar ucapannya, aku lagi-lagi merasa
bingung dan tak tahu apa maksudnya. Karena
penasaran dengan maksud Ana, aku pun
memilih diam dan mendengarkannya.
“Tahu nggak? ada musim di mana salju telah
meleleh dan kamu harus melihatnya juga, di
sana indah jika kamu tahu itu. musim dingin
memanglah indah, tapi apa kamu nyaman
ketika musim ini tak berganti? Kamu bisa sakit
loh, bisa flu, batuk dan demam. Jangan sok
kuatlah, kamu juga manusia, kamu tak akan
bisa selamanya menahan sakit, kan”" sambung
Ana.
Mendengar ucapannya, aku pun ikut
menunduk dan tersenyum, aku menyadari
115
Aku dan Ana | Nur Wahid