Page 80 - Aku dan Ana
P. 80

warna  dan  keindahan  yang  ia  miliki  dalam

            imajinasiku,  sehingga  aku  bisa  melihatnya
            setiap saat dan menikmati keindahannya.”


               “Maksudnya?”

               “Iya,  maksudku,  aku  bisa  melihatnya  setiap
            saat,  tapi  bukan  dengan  mataku,  melainkan

            dengan  imajinasiku,  ingatanku  yang  sudah
            bercampur dengan perasaan kagum kepadanya.

            Sebagaimana sifat makhluk, dia tidaklah kekal

            dan akan hilang juga pada akhirnya. Sedangkan
            imajinasi  tidak  akan  pernah  mati  selama

            ingatanku masih terjaga dengan sangat rapih.”

               “Hmm, gitu ya,” ucap Ana.

               “Iya  gitu,  karena  sifat  makhluk  itu  tidaklah

            kekal, aku ingin dia bisa menikmati hidupnya di
            luar  sana  hingga  ia  benar-benar  kembali  ke

            penciptanya.  Aku  tidak  harus  menyakitinya

            dengan  mengurungnya  di  dalam  sangkar  yang




                                     75
                         Aku dan Ana | Nur Wahid
   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85