Page 85 - Aku dan Ana
P. 85
masih banyak yang bisa membuatmu merasa
berharga."
Ana menggeser gelas teh ke arahku dengan
wajahnya nampak kesal. Aku tak tahu pasti
kenapa dia kesal, tapi menurutku dia kesal
karena melihat sikapku akhir-akhir ini yang
sering mengeluh dan terus saja membuatnya
pusing.
Pagi-pagi aku harus menarik nafas sangat
dalam mendengar ucapan Ana yang sedang
kesal kepadaku. Bukan tidak suka dengan
ucapannya, hanya saja aku sadar bahwa semua
perkataan dia benar, belum waktunya aku
memikirkan hal yang masih jauh dalam
jangkauanku.
Namun, aku malah tetap saja ngeyel dan
seolah tak peduli dengan semua yang dia
katakan, yang pada akhirnya aku jadi mengeluh
80
Aku dan Ana | Nur Wahid