Page 168 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 168
Tetapi pemuda pemilik rumah itu tetap
berskeras menahan putri langit tersebut.
“Tunggulah sedikit lagi, sepertinya
hujan sebentar lagi reda.”
Mendengar ada orang bercakap-cakap
di luar rumah, Mama Mubalin, pemilik rumah
itu keluar.
“Siapa di luar Mubalin? Kenapa tidak
kau ajak masuk?“
Mama Mubalin keluar dan melihat
Mubalin sedang berbicara sambil memegang
tangan seorang putri yang sangat jelita.
“Siapa dia? Cantik sekali putri ini,
Mubalin. Ajaklah dia masuk!” seru Mama
Mubalin dari dalam rumah.
160 161