Page 172 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 172
“Makanlah, putri cantik ! Pasti kau
sudah lapar,“ kata Mama Mubalin.
Putri langit itu tak bersuara dalam
menerima keramahan Mubalin dan
mamanya. Ia pun turut makan bersama
mereka berdua sambil membisu,
“Siapa namamu putri cantik? Terus
dari mana asalmu?“ Mama Mubalin bertanya.
“Saya…,putri dari langit,“ jawab si putri
langit singkat.
“Ohhh, benarkah kau salah satu putri
langit yang konon kabarnya cantik-cantik
itu?” tanya Mama Mubalin kurang percaya.
“Kenapa bisa sampai ke perkebunan
tebu ini, putri?“ tanya Mama Mubalin. Ia tak
sabar menunggu jawaban.
164 165