Page 177 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 177

sampai di danau, pasti jalan menuju langit

            sudah tertutup. Ia mempercepat langkahnya

            hingga setengah berlari.


                    Sesampainya di danau, putri cantik itu

            tidak  melihat  saudara-saudaranya  lagi.  Ia

            mencoba  memanggil  mereka  dan  berenang

            ke tengah danau, tetapi jalan menuju langit

            tampaknya  telah  tertutup.  Putri  langit  itu

            kembali  ke  tepi  danau  dan  duduk  di  atas

            batu sambil menangis.



                    Melihat putri langit menangis, Mubalin

            mendekatinya. “Ada apa, putri? Kenapa kau

            menangis?”


                    “Saudara-saudara saya sudah pulang.

            Jalan  menuju  langit  juga  sudah  tertutup,”

            isaknya.






 168                                     169
   172   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182