Page 178 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 178

“Terus bagaimana, apa yang bisa saya

            lakukan untuk menolongmu, Putri?”


                    Putri tak menyahut. Ia masih terisak

            sedih karena tak bisa pulang.



                    “Apa  tidak  sebaiknya  putri  tinggal  di

            rumah kami saja? Besok kembali lagi ke sini.

            Mungkin  besok  saudara-saudaramu  akan

            datang mencarimu lagi di danau ini,” Mubalin

            berusaha membujuk Putri yang masih terus

            menangis.


                    Setelah lama menunggu tapi saudara-

            saudaranya tidak tampak juga, putri cantik

            itu  memutuskan  menerima  ajakan  Mubalin

            pulang ke rumahnya. Mama Mubalin sangat

            senang        menyambut           kedatangan           putri

            cantik itu kembali ke rumahnya. Sejak tadi,

            sebenarnya  Mama  Mubalin  ingin  menahan



                                         170                                                                                 171
   173   174   175   176   177   178   179   180   181   182   183