Page 170 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 170
“Putri itu pasti kedinginan!” seru Mama
Mubalin.
“Masuklah, Putri Cantik!” ajak Mubalin,
mempersilakan si putri langit masuk, sambil
membuka pintu rumahnya lebar-lebar.
Sang putri tampak ragu-ragu
melangkah masuk, tetapi Mubalin kembali
meyakinkan bahwa ia orang baik-baik dan
tidak berniat jahat. Akhirnya si putri langit
mengikuti langkah Mubalin dan duduk di atas
kursi kayu. Di hadapan kursi itu terdapat
meja kayu, di atas meja tampak berbagai
makanan yang tampak lezat dan berbau
sedap.
Mama Mubalin sibuk menghidangkan
makanan lezat hasil masakannya untuk
Mubalin dan tamunya.
162 163