Page 205 - Legenda dari Papua Barat Daya
P. 205
dan bercengkerama. Kemudian ia menyusuri
pinggiran hutan Malaumu menuju rumah
Mama Mubalin, di kebun tebu Kampung
Baingkete.
Rumah itu tampak tidak terawat dan
pintunya tertutup rapat. Malaso terkejut
melihatnya. Perlahan, ia membuka pintu
dan tidak mendapati siapa pun di rumah
itu. Malaso duduk di beranda rumah dengan
sedih.
“Ke mana mereka pergi setelah
kepergianku dulu?” gumam Malaso sambil
berurai air mata. Hatinya terus bertanya-
tanya.
Tak lama kemudian, ia melihat
seseorang lewat di kebun tebu Mama Mubalin.
196 197