Page 30 - Modul Elektronik Mikrobiologi Daya Anti Bakteri Ekstrak Tanaman Jukut Pendul (Kyllinga brevifolia Rottb) Terhadap Penghambatan Pertumbuhan Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus
P. 30

anggur  dalam  pengamatan  mikroskopis,  dengan  diameter  0,5  –  1  µm

                        (Karimela et al., 2017). Sel bakteri S. aureus ditunjukkan pada Gambar 1.7.



















                                               a                                    b

                                Gambar 1.7 Foto mikroskopis dan Electron Micrograph dari S. aureus.
                        Keterangan:  a.  Sel  bakteri  S.  aureus  dalam  pewarnaan  secara  gram  (perbesaran  1000x)
                                   (Pratap Singh et al., 2018).
                                   b. Electron micrograph sel bakteri S. aureus (perbesaran 40.000x) (Yang et al.,
                                   2017)

                               Salah satu bentuk infeksi kulit yang disebabkan oleh S. aureus yaitu
                        ditandai  dengan  terbentuknya  abses.  Abses  ini  terjadi  sebagai  respon

                        inflamasi akut akibat infeksi bakteri S. aureus. Proses terjadinya abses akibat

                        S. aureus dapat dilihat pada Gambar 1.8. Proses terjadinya abses ini diawali

                        dengan keratonosit yang memiliki reseptor untuk mendeteksi keberadaan

                        mikroba  yang  menyerang  kulit  kemudian  memberikan  sinyal  respon
                        inflamasi (Kobayashi et al., 2015). Sinyal tersebut kemudian diterima oleh

                        system imun tubuh yang berada di kulit (Lacey et al., 2016). Selanjutnya

                        respon imun dari sel inang (kulit) menghasilkan peptida antimikroba yang

                        memiliki aktifitas langsung untuk melawan S. aureus, sehingga muncul ciri-

                        ciri terjadinya abses. Pusat abses mengandung cairan inflamasi yang terdiri
                        dari  banyak  polimorfonuklear  leukosit  (PMN),  fibrin  dan  bakteri.

                        Pematangan  abses  disertai  dengan  proliferasi  fibroblastik  serta  terjadi

                        pembentukan  kapsul  fibrosa.  Infeksi  pada  kulit  akibat  bakteri  S.  aureus

                        terjadi di dermis, epidermis, atau jaringan subkutan dan sering kali disertai





                                                              21
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35