Page 81 - PEMBINAAN PROFESI
P. 81
Pembinaan Profesi
Ayat 6-8 melukiskan kerendahan diri Yesus secara sukarela tanpa paksaan, mau
bersolidaritas dengan manusia, Ia tidak mempertahankan diri-Nya, melainkan mengosongkan
diri. Dan ayat-ayat selanjutnya adalah jawaban atas ketaatan-Nya, yakni Ia akan ditinggikan.
Perlu diingat bahwa setiap orang yang meninggikan dirinya sendiri (sikap kosong) akan
direndahkan, sikap yang dianjurkan oleh Paulus kepada pengikut Kristus “Hendaklah
hidupmu berpadan dengan Injil Kristus!” (Flp. 1:27). Jika Yesus Kristus diakui sebagai
Tuhan, yang memberi arti kepada kehidupan manusia, maka moral dasar hidup Yesus harus
menguasai juga hidup semua warga OFS. Mengapa kita tanpa sadar terus menerus merasa
tinggi hati, dalam kehidupan kita sehari-hari?
4. SPIRITUALITAS
Ajaran Gereja menandaskan:
Untuk memperoleh kesempurnaan itu, kaum beriman harus mengusahakan diri sesuai dengan
ukuran rahmat sekedar dianugerahkan oleh Kristus, supaya dengan mengikuti jejak-jejak-
Nya dan menjadi serupa dengan citra-Nya, dalam segala hal mentaati kehendak Bapa dan
dengan segenap hati dan jiwa membaktikan diri kepada Kemuliaan Allah dan pengabdian
sesama manusia. (LG No. 40)
Dengan mengikat diri pada peristiwa-peristiwa Yesus Kristus, dan pengajaran Gereja,
mengingatkan kita sebagai warga OFS memperoleh kembali kemerdekaan kita, yang telah
hilang akibat dosa dan kedosaan kita, dosa yang kita buat sendiri ataupun dosa kolektif.
Kristus telah berkenan menjadi hamba, di bawah kuasa-kuasa telah ditinggikan di atas segala
kuasa. Kita hendaknya semakin arif dengan jiwa raga kita, dan sangat diharapkan mampu
menangkap setiap apa yang kita hadapi atas setiap peristiwa yang kesemuanya datang dari
Allah yang Mahakuasa. Sikap dan tindak tanduk, tutur kata sebagai pencerminan iman tatkala
melihat situasi yang dihadapi.
Permuliaan akan Tuhan Allah senantiasa kita peragakan dalam praktek hidup kita sehari-hari,
baik dalam sikap ataupun bertindak. Petunjuk Sto. Fransiskus dapat kita lihat di dalam
Anggaran dasar baik yang dengan Bulla ataupun Tanpa Bulla dan diperjelas lagi dalam
Anggaran Dasar dan Konstitusi Umum Ordo Fransiskan Sekular.
Kesemuanya yang menjadi dasar hidup kita tsb tidak mungkin kita persingkat atau sekali baca
langsung kita mampu menguasai secara keseluruhan, melainkan kita harus memperlajarinya
berulang kali, pasal per pasal, bahkan artikel per artikel karena kemampuan dan daya
tangkap manusia sangat berbeda satu dengan yang lain, ada yang sekali memperlajari ingat
untuk selamanya, namun ada pula yang daya tangkapnya sangat rendah.
Saat ini kita tengah berusaha untuk mendekatkan kehidupan kita pada atau seperti kehidupan
Sto. Fransiskus, dan ini harus kita upayakan berkelanjutan dan dalam bimbingan, karenanya
diperlukan para Imam, Suster, sebagai pendamping rohani.
Orang pandai yang mengatakan: Ojo rumongso pinter, ananging pinterin ngrumangsani.
Yang artinya jangan merasa pandai, tetapi pandai-pandailah menyesuaikan diri, yang selaras
dengan nasehat Sto. Fransiskus:
Marilah saudara-saudara, kita mulai mengabdi kepada Tuhan Allah, sebab hingga kini kita
hampir tidak atau sedikit saja atau sama sekali tidak mencapai kemajuan. Selanjutnya Ia
(Fransiskus) beranggapan bahwa hingga kini ia tidak mencapai sesuatupun; dan tak kunjung
lelah ia bertekun dalam usahanya untuk kesucian, dan lagi ia hidup dalam pengharapan untuk
memulai lagi. (Thomas Celano Pasal VI. 103)
248