Page 76 - PEMBINAAN PROFESI
P. 76
Pembinaan Profesi
Kehadiran nyata yang lestari. Gereja menghendaki agar anggur dan roti yang telah
dikonsekrasikan disantap habis. Berbeda dengan sakramen-sakramen lain “materi” roti
dan anggur tidak dipakai sebagai sarana penyelamatan Kristus. hanya dalam sakramen
Ekaristi Yesus Kristus mengidentifikasi diri dalam roti dan anggur, kehadirannya tidak
terbatas dalam doa syukur agung, atau komuni, tetapi lestari selama materi Ekaristi
masih utuh, atau kehadirannya dalam roti dan anggur kudus atau realiter praesens,
kehadiran yang nyata “Ini Aku bagimu”.
4. SPIRITUALITAS
Sto. Fransiskus sebagai Bapa Serafik para Fransiskan Sekular, melihat cinta kasih yang begitu
besar dari Yesus Kristus bagi diriya tatkala ia memandang salib. Ia merasa ditarik oleh
Sakramen Tubuh dan Darah Yesus dalam Ekaristi, Yesus sebagai korban Misa, hasratnya
untuk bersatu dengan Yesus Putera Allah mendorongnya untuk memberi penghormatan dan
devosi nyata terhadap kehadiran-Nya, tidak terkecuali pada OFS.
Begitu hangat perasaan cintanya yang dikandungnya terhadap Kristus; sedangkan Sang
Kekasih membalasnya dengan cinta kasih yang begitu mesra, sehingga kelihatannya bagi
hamba Allah, seakan-akan kehadiran Penyelamatnya merasa terus-menerus di depan
matanya sebagaimana pernah diceritakannya dengan ramah kepada sahabat-sahabatnya.
Cinta kasih yang menyala-nyala dan meresap sampai ke dalam hatinya terhadap Sakramen
Tubuh Tuhan. Dengan ketakjuban yang tak terhingga ia mengagumi kerelaan-Nya yang
penuh cinta kasih dan cinta kasih-Nya yang aman rela. Ia sering menyambut komuni, dan
itupun begitu baktinya, sehingga ia membuat orang-orang lain menjadi bakti pula. Sebab
sementara ia mengenyam kemanisan anak Domba yang tak bernoda,, maka ia seakan-akan
mabuk jiwanya dan kebanyakan kali ia lalu ekstase (LegMay. IX 2 bdk. 1 Cel 201)
Kepada kita secara pribadi Sto. Frasiskus berpesan sbb:
Setiap hari Ia datang kepada kita, kelihatan rendah; setiap hari Ia turun dari pangkuan Bapa
ke atas altar di dalam tangan imam. Seperti dahulu Ia tampak pada para rasul dalam daging
yang sejati, demikian juga kini Ia tampak pada kita dalam roti kudus Mereka, dengan
pandangan mata jasmaniahnya, hanya melihat dagingnya saja; tetapi dengan pandangan
mata rohaniahnya mereka percaya bahwa Dia adalah Allah. Demikian juga kita, dengan mata
badaniahnya yang kita lihat adalah roti dan anggur; tetapi hendaklah melihat dan percaya
dengan teguh bahwa itu adalah tubuh dan darah-Nya yang Mahakudus, yang hidup dan
benar. (Pth. 17-21)
Kepada orang yang beriman, tidak terkecuali Fransiskan Sekular iapun berpesan:
Adapun kehendak Bapa-Nya ialah supaya Putera-Nya yang terpuji dan mulia, yang telah
diberikan-Nya kepada kita dan telah lahir bagi kita, mempersembahkan diri-Nya dengan
penumpahan darah-Nya sendiri sebagai kurban dan persembahan di altar salib. Bukan bagi
diri-Nya sendiri, yang oleh-Nya segala sesuatu dijadikan, tetapi bagi dosa-dosa kita, sambil
meninggalkan teladan bagi kita, agar kita mengikuti jejak-Nya. Ia menghendaki agar kita
semua diselamatkan melalui Dia, dan agar kita menyambut Dia dengan hati yang suci dan
badan yang murni. (2 SurBerim 11-14). Masih banyak kisah yang serupa, yang kesemuanya
mengingatkan:
Kita sebagai pengikut Sto. Fransiskus hendaknya mampu mengikuti jejaknya dalam
penghormatan terhadap Ekaristi Kudus, dan devosi Ekaristi sebagai nomor satu di dalam
kehidupan kita sehari-hari.
5. SHARING
Apkah saudara-saudari membantu kegiatan Misa atas kemauan sendiri atau karena
ditunjuk oleh Gereja? Jelaskan jawaban saudara-saudari!
243