Page 74 - PEMBINAAN PROFESI
P. 74
Pembinaan Profesi
Adat kebiasaan Para Rasul. Para pengikut Yesus tetap melakukan ibadat sebagai mana
dahulu biasa mereka lakukan:
1) Setelah Yesus naik ke surga dan mencurahkan Roh Kudus-Nya, para rasul
bersama umat perdana (Yahudi & yang percaya) tetap dengan tekun
melaksanakan ibadat di Kenisah (Kis. 2:46) dan mengikuti Ibadat di Sinagoga
(Kis. 9:20) bersama umat Yahudi yang lain.
2) Tatkala mereka melaksanakn ibadat di rumah salah seorang saudara, mereka
berbincang tentang adanya perbedaan ibadat di Sinagoga dengan ajaran Yesus
dan membandingkannya. Misalnya ajaran tentang manna di padang gurun yang
kemudian disetarakan/disejajarkan dengna perjamuan terakhir (bdk. Yoh. 6:59
& 6:1-32; 6:49-58)
3) Dalam suasana mengingat akan guru mereka Yesus Kristus, mereka melakukan
apa yang diminta-Nya, mereka juga memecahkan roti serta merta “merasa
kehadiran-Nya” di tengah mereka (Kis. 2:42 & 46, khusus gambaran yang
sama Luk. 24:13-35)
Kelompok pengikut Yesus dikucilkan. Ketidaksenangan para Pemimpin umat dan para
Imam akan Yesus dilampiaskan pada para pengikut-Nya, akibatnya mereka dilarang
beribadat di Sinagoga. (Kis. 8:1-1b)
1) Ibadat Taurat terpaksa mereka adakan sendiri di rumah salah seorang jemaat
yang bersedia ke tempat. Tidak hanya pada hari sabat, tetapi juga pada pertama
setiap minggu, yang selanjutnya dengan pemecahan roti (Kis. 20:7-12)
2) Lama kelamaan, acara makan dan minum bersama dipisahkan, dari upacara
pemecahan roti dan pemberkatan cawan (1 Kor. 11:17-22). Dengan demikian
2 (dua) poin pemecahan roti dan pemberkatan cawan digabungkan, kemudian
menyusul doa syukur itu dikisahkan kembali (seperti yang dikatakan Yesus
waktu itu) setelah itu roti anggur baru dibagikan.
2. EKARISTI SUCI
Liturgi guna mengaktualisasikan dinamika karya penyelamatan Yesus Kristus dalam Gereja
dan melalui Gereja, berpuncak dan bersumber pada Perayaan Ekaristi Suci, sehingga Ekaristi
Suci benar-benar merupakan jantung Liturgi, tidak sekedar meriah saja.
Konstitusi tentang Liturgi menetapkan:
Tata perayaan Ekaristi hendaknya ditinjau kembali sedemikian rupa, sehingga lebih
jelaslah makna masing-masing bagiannya serta hubungannya satu dengan yang lain.
Dengan demikian umat beriman akan lebih mudah ikut serta dengan khidmat dan aktif.
(SC No. 50)
Dengan kalimat lain, konsili meminta “struktur” liturgi yang lebih jelas selaras dengan
dinamika umat beriman yang senantiasa berkembang dan dialogal atau sejauh mungkin
melibatkan umat.
Struktur Ekaristi Suci:
Liturgi Sabda:
1) Merupakan puncak pewartaan Injil karenanya dimeriahkan dengan:
a. Alleluya dan bait pengantar Injil (sebelum)
b. Aklamasi Injil (sesudahnya)
2) Relevansi Injil dijelaskan melalui:
a. Bacaan Injil dan Surat-surat Perjanjian baru yang merupakan kesaksian
iman Gereja Perdana
b. Homili merupakan aktualiasasi ajaran iman dan penjelasan Injil yang
tersirat dan tersurat dalam bacaan tsb
241