Page 73 - PEMBINAAN PROFESI
P. 73

Pembinaan Profesi



                                     10.  EKARISTI SUCI BAGI KEHIDUPAN OFS

               1.  PENDAHULUAN
                   Konsilit  Vatikan  II  tidak  terlalu  banyak  menjelaskan  masalah  Ekaristi,  justru  konsili
                   sebelumnya yakni Konsili Trente (Des 1545 – 1564) lebih menjelaskan.

                   Kata Ekaristi memiliki berbagai arti:
                          seluruh  upacara  misa,  khususnya  bagian  setelah  perayaan  sabda,  yang  mencapai
                          puncaknya pada konsekrasi roti dan anggur yang menjadi tubuh dan darah Kristus
                          yang berakhir dengan komuni.
                          Ekaristi juga menunjukkan kehadiran Yesus Kristus dalam rupa roti dan anggur
                          Ekaristi merupakan sentral perayaan yang dilakukan oleh Yesus Kristus pada Jamuan
                          Terakhir, dan merupakan sakramen yang utama di dalam Gereja.

                   Kita  pernah  membahas  secara  singkat  tentang  Ekaristi  tatkala  membahas  tentang  makna-
                   makna sakramen.
                          Awal mula perayaan Ekaristi. Umat perdana bangsa Yahudi yang saleh, patuh pada
                          tradisi nenek moyangnya, sangat percaya bahwa Al Masih telah datang. Dalam diri
                          Yesus  dari  Nazaret  adalah  Yesus  yang  terurapi.  Bangsa  Yahudi  sangat  patuh
                          menjalankan ibadat yang susunannya tetap yakni diawali dengan Bacaan dari Taurat
                          Musa,lalu bacaan fakultatif dari Kitab Nabi, komentar atau wejangan dari pemimpin
                          ibadat,  kemudian  dilanjutkan  bacaan  Kitab  Mazmur  ditutup  dengan  rangkaian  doa
                          permohonan. Tata Cara Ibadat tsb memiliki 3 (tiga) bentuk sesuai dengan tempatnya
                          dan peristiwa.
                              1)  Di  Kenisah  di  Yerusalem:  diadakan  khusus  untuk  ibadat  nasional  yang
                                 dipimpin oleh Imam Agung dibantu oleh para imam dan levi. (bdk. Im. 1-
                                 10:23:1-44, Luk. 1:4-23)
                              2)  Di Sinagoga setempat merupakan ibadat lokal tau semi resmi yang dipimpin
                                 oleh seorang imam atau pemuka umat. Ibadat ini merupakan kelanjutan ibadat
                                 tatkala mereka dalam masa pembungan. (bdk. Luk. 4:16-22; Kis. 13:14-14:1)
                              3)  Di  rumah,,  yang  merupakan  ibadat  keluarga.  Susunan  ibadatnya  berbeda
                                 dengan tsb di No. 1 dan 2. Berawal dengan pemecahan roti disertai doa pendek.
                                 Roti kemudian dibagikan lalu dimakan dengan minum air dan anggur. Setelah
                                 selesai  diadakan  pemberkatan  cawan  disertai  doa  syukur  yang  panjang,
                                 kemudian cawan diedarkan. (bdk. Kel. 12:1-28; Ul.16:1-8)

                          Kekhususan di dalam Perjamuan Terakhir. Sebagai umat Allah yang saleh, Yesus juga
                          tetap melaksanakan ibadat di Sinagoga bersama bangsa Yahudi, demikian pula dalam
                          kebaktian  perjamuan  dalam  kelompok-Nya  Yesus  tetap  melaksanakannya,  dengan
                          pola yang sama, namun diberi pengertian yang baru dan sama sekali berbeda dengan
                          kebiasaan lama atau dalam Perjanjian Lama:
                              1)  Inilah Aku yang diserahkan bagimu, makna pemecahan roti yang merupakan
                                 lambang  persekutuan  dan  partisipasi  kelompok  ditingkatkan  menjadi  tanda
                                 penyerahan diri Yesus bagi dunia (murid-Nya)
                              2)  Inilah Perjanjian Baru yang dimeteraikan oleh Darah-Ku. Suatu harapan akan
                                 keselamatan yang berdasarkan Perjanjian Lama antara Allah dengan Abraham
                                 (Kej. 15:1-21) dan Musa (Kel. 24:1-24) diganti serta dipastikan dengan darah
                                 Yesus dalam Perjanjian Baru.
                              3)  Lakukan ini akan kenangan (anamnese) akan Daku. Adat istiadat Yahudi yang
                                 baik yang senantiasa memuji Tuhan harus dilestarikan namun dengan makna
                                 yang baru, yakni mengenang kehadiran Anak Allah kurban penebusan dosa-
                                 dosa manusia yang lestari dan aktual di tengah umat manusia.


                                                            240
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78