Page 103 - DUMMY BUKU KPU SUKOHARJO
P. 103

Demikian pula bagi pengawas, partisipasi masyarakat dalam mengawasi
        penyelenggaraan  pilkada  agar tak muncul  kecurangan  apalagi  yang
        bersifat  terstruktur,  sistematis  dan  massif.  Sementara  bagi  pemilih,
        bagaimana dapat menggunakan haknya tanpa tekanan dan tanpa rasa
        khawatir.  Nah,  mendasarkan  hal  itu,  tentu  banyak  factor  yang  bisa
        mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat. Dikutip dalam Jurnal Ilmu
        Administrasi Vol 8 Juni 2019 Ramlan Surbakti menguraikan faktor – faktor
        yang mempengaruhi tinggi rendahnya partisipasi politik masyarakat pada
        Pemilihan.  Pendapat tersebut,  menegaskan  bahwa seseorang dengan
        kesadaran  politik  dan  kepercayaan  terhadap  pemerintah  yang  tinggi,
        partisipasi  politik  cenderung  aktif.  Sebaliknya,  kesadaran  politik  dan
        kepercayaan terhadap pemerintah rendah, partisipasi politik cenderung
        tidak aktif (Surbakti, 2010).

               Prasojo  (2004) menyatakan warga negara yang sama sekali
        tidak  melibatkan  diri  dalam  partisipasi  politik  disebut  apati  (apaty),
        yang  disebabkan  oleh  beberapa  hal:  pertama, adanya sikap  acuh  tak
        acuh,  tidak  tertarik  atau  rendahnya  pemahaman  mereka  mengenai
        masalah politik. Kedua, adanya keyakinan bahwa usaha mereka untuk
        mempengaruhi  kebijakan  pemerintah  tidak  berhasil,  ketiga,  mereka
        tinggal  dalam  lingkungan  yang  menganggap  bahwa  tindakan  apati
        merupakan suatu tindakan terpuji. Hasil penelitian Fenyapwain (2013)
        mengemukakan  bahwa  iklan  politik  dalam  Pemilukada  mempunyai
        pengaruh  yang  cukup  kuat  terhadap  partisipasi  pemilih  pemula  atau
        sekitar  17,30%  sedangkan  sisanya  ditentukan  oleh  variabel  lainnya,
        seperti faktor lingkungan, keluarga, nilai-nilai sosial yang dianutnya.


               Penelitian  yang  dilakukan  Bawono  (2008)  tentang  Perilaku
        Pemilih  dalam menggunakan  hak pilih  menunjukkan  bahwa sebagian
        pemilih yang tidak menggunakan hak pilih karena tidak diberi tahu dan
        tidak  mau  tahu,  tidak  terdaftar  sebagai  pemilih,  bersikap  pasif,  tidak
        memahami manfaat Pemilu. Mereka memilih partai dan calon karena
        pertimbangan ikatan emosional pribadi, organisasi keagamaan, daerah
        asal calon, kultur  atau budaya,  dan  lebih  mempercayai keberadaan



                                             Pandemi Tak Halangi Partisipasi  103
   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107   108