Page 58 - 8731_Andisipengendangcilik
P. 58

Selang beberapa detik,  iringan  gamelan tersebut

          berhenti. Andi kemudian memberikan aba-aba  kembali
          akan  adanya penampilan tari ebeg.  Tepuk  tangan
          penonton  kembali riuh.  Tim penari mulai memasuki

          arena lapangan upacara. Peserta upacara yang semula
          berdiri akhirnya  merapat ke  depan, lalu membentuk

          setengah lingkaran. Mereka ingin melihat lebih dekat
          untuk memastikan kelompok ebeg tersebut benar-benar
          anak-anak sekolah. Pastinya mereka menunggu-nunggu

          atraksi ebeg pada  akhir  tarian berupa penari yang
          kesurupan. Namun, harapan tersebut harus pupus sejak
          awal ketika  pembawa acara sudah menginformasikan

          bahwa penampilan ebeg ini murni sebuah tarian dengan
          besutan berbagai gaya, tanpa adegan kesurupan seperti
          yang sering mereka lihat selama ini.


                 Acara berlangsung meriah. Ada lima sesi
          penampilan ebeg. Andi dan teman-temannya puas bisa

          menghibur para peserta popda. Penampilan perdananya
          sebagai pengendang telah mendapatkan apresiasi  dari

          pejabat  nomor satu di kabupaten. Ia berharap suatu
          hari  nanti akan  diundang kembali untuk  tampil dalam
          acara yang sama atau acara-acara lain untuk menghibur

          masyarakat. Di belakang panggung berdiri Totok dan Pak
          Sarjo yang mengamati penampilan Andi. Ibu jarinya tak

          pernah surut diacungkan kepada  Andi dan tim penari.
          Acungan jempol itu mewakili ucapan bahwa penampilan


              48
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63