Page 62 - 8731_Andisipengendangcilik
P. 62

Pak Sarjo dan Totok melanjutkan obrolannya. Akan

          tetapi,  mereka tetap  belum menemukan jawaban yang
          tepat bagaimana memecahkan masalah Andi.


                 Pikirannya menerawang jauh menerobos langit
          Kebumen yang sudah memanas. Matahari kian
          memanggang  ubun-ubun  para pedagang  yang berebut

          rupiah di seputar alun-alun. Pak Sarjo masih menjelajah
          langit, menganyam  gerakan awan, menggabungkannya

          ,lalu memisahkannya kembali. Adakah jalan menuju
          Yogya buat Andi?

                 Plak ... plak ... ketiplak ... bung ... bung ... dang ...
          dang ... dang ... dang ... dang ... dang ... bem ... bem ... bem

          ... dang ... dang ... dang ... bung .... suara tepukan kendang

          Andi mengiang-ngiang dalam pikiran Pak Sarjo.

                 “Maafkan Bapak, Andi, impianmu masih Bapak

          lukis  di langit Kebumen.  Mudah-mudahan esok hari
          ada kepak sayap elang mengantarkanmu pergi ke Yogya
          untuk menempuh pendidikan seni kendang.”


                 “Jangan      bingung,      Kang!”     seloroh     Totok
          mengagetkan. ”Pasti ada jalan, seperti Kang Sarjo sendiri

          bilang, yang penting sudah ada niat kuat. Soal biaya atau
          apa pun selama Andi di Yogya nanti, itu hal teknis yang
          masih bisa dirembug.”






              52
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67