Page 23 - e-modul praktikum
P. 23
19
oid memiliki inti steroid (C-27) yang terikat dengan gula. Saponin ini jika
terhidrolisis akan menghasilkan aglikon yang disebut sapogenin. Contoh
saponin steroid antara lain: diosgenin, tigogenin, ekdisteron. Saponin triterpen
memiliki struktur inti triterpen (C-30) dan memiliki gugus gula yang lebih
banyak dibanding dengan saponin steroid. Saponin ini umumnya bersifat asam
karena memiliki satu atau dua gugus karbonil dalam aglikon dan/atau bagian
molekul gula. Jika dihidrolisis saponin ini akan menghasilkan aglikon yang
disebut sebagai sapogenin. Beberapa contoh saponin triterpen adalah
asiatikosid, glisirizin, panaksadiol dan panaksatriol. Identifikasi keberadaan
saponin dapat dilakukan berdasarkan kemampuan saponin dalam
menghemolisis sel darah. Pengujiannya dilakukan menggunakan darah sapi
yang dicampur dengan larutan natrium sitrat 3,65% (b/v) dan dapar fosfat
(pH=7,4). Pengujian lain dapat dilakukan menggunakan perreaksi Liebermann-
Burchard (campuran asam asetat anhidrat dan H2SO4) yang akan
menghasilkan warna hijau hingga biru (Hanani 2015).
Gambar 4. Struktur Saponin
5. Senyawa Fenolik
Fenolik merupakan metabolit sekunder yang sering terdapat pada
tanaman. Istilah ini mengacu pada senyawa yang mengandung senyawa
aromatis dengan satu atau dua gugus hidroksil. Fenolik dengan lebih dari
dua gugus hidroksil dinamakan polifenol. Bentuk fenol bebas (aglikon)
jarang terdapat pada tanaman. Kelarutan fenol bebas yaitu pada pelarut non
Praktikum Kimia Organik II

