Page 48 - Buku Ajar High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
P. 48
Buku Ajar High Performance Liquid Chromatography (HPLC)
b. Detektor Fluoresensi
Banyak senyawa yang mampu mengabsorpsi radiasi UV
Detektor fluoresensi laser dan kemudian mengeluarkan suatu radiasi emisi pada
(LIF) menggunakan laser panjang gelombang yang lebih jauh. Emisi dapat terjadi
karena sumber eksitasi pada saat itu juga yang disebut peristiwa “fluoresensi”
terkadang digunakan pada ataupun pada saat yang tertunda yang disebut sebagai
sistem LC mikro atau kapiler peristiwa “fosforisensi”.
dimana energi laser lebih Senyawa-senyawa yang mempunyai sifat pendar fluor
tinggi memberikan kepekaan secara alamiah mempunyai struktur siklis yang
yang lebih baik pada sel terkonjugasi, misalnya hidrokarbon aromatis polisiklis.
aliran berdiameter kecil yang Senyawa yang tidak berpendar fluor dapat juga dirubah
diperlukan untuk membatasi menjadi senyawa yang berpendar fluor dengan
dispersi. mereaksikan suatu reagen tertentu.
Pengukuran emisi cahaya optik oleh molekul terlarut pada
panjang gelombang energi yang lebih tinggi, dapat sangat
sensitif terhadap senyawa yang memiliki fluoresensi asli
atau yang dapat dibuat untuk berpendar melalui
derivatisasi. Menyerupai detektor UV (kisi-kisi digantikan
oleh filter atau monokromator pada sudut kanan cahaya
untuk menyederhanakan optik). Sumber cahaya biasanya
merupakan spektrum deuterium atau lampu flash xenon
yang luas. Panjang gelombang eksitasi (sering dekat
dengan UV λmax) dipilih oleh filter atau monokromator
antara lampu dan sel aliran, selalu pada energi yang lebih
tinggi (panjang gelombang lebih rendah) daripada panjang
gelombang emisi.
Kelebihan detektor fluor dari pada detektor lainnya :
- batas deteksi lebih rendah yaitu 1 pg
- lebih selektif dan sensitif
- lebih baik untuk analisis kualitatif dan kuantitatif
Kelemahan detektor ini adalah terkait dengan rentang
linieritasnya yang sempit yakni antara 10 – 100. Pemilihan
fase gerak pada deteksi dengan fluoresensi ini sangat
penting karena karena fluoresensi sangat sensitive
terhadap peredam fluresensi. Pelarut-pelarut yang sangat
polar, bufferbufer, dan ion-ion halide akan meredam
fluoresensi. pH fase gerak juga juga penting terkait
dengan efisiensi fluoresensi. Sebagai contoh kinin dan
kuinidin hanya menunjukkan fluoresensi dalam medium
44