Page 162 - Kelas_06_SD_Tematik_9_Menjelajah_Angkasa_Luar_Siswa_Neat
P. 162

Sepucuk Surat Menjelang Ujian
                                                    Oleh : Hanni Darwanti



                   Risma menyantap pelan menu sarapannya sambil melamun. Hari ini adalah hari
                   pertama ujian akhir siswa kelas enam. Risma sudah siap untuk menghadapi
                   soal-soal ujiannya. Ia sudah belajar dengan tekun selama beberapa bulan
                   demi ujian akhirnya ini. Ia ingin mengakhiri jenjang sekolah dasarnya dengan
                   sempurna.
                   Risma anak yang pandai. Ia selalu memperoleh nilai yang baik di setiap ulangan-
                   ulangannya. Selain memang pandai, Risma juga tekun. Tidak  pernah ia lalai
                   menyiapkan diri menjelang ulangan. Tetapi hari ini, menjelang ujian akhirnya,
                   hatinya sedikit gundah. Ia kecewa, karena ayah dan ibu ada pekerjaan di luar
                   kota, sehingga tidak dapat mengantarnya ke sekolah seperti orang tua yang
                   lain. Beberapa temannya bercerita, bahwa ayah dan ibu mereka bahkan khusus
                   mohon ijin dari tempatnya bekerja untuk mengantar ke sekolah selama ujian
                   akhir berlangsung. Walaupun Risma megetahui bahwa kedua orang tuanya
                   sangat memperhatikannya dalam keseharian, tetapi tetap saja ia kecewa,
                   karena hari ini mereka tidak ada.

                   Tiba-tiba lamunan Risma buyar, dikagetkan oleh tepukan di bahu oleh Mbak
                   Dini, kakaknya. “De, ini titipan surat dari ayah dan ibu untukmu. Sebelum mereka
                   berangkat ke luar kota kemarin, mereka berpesan agar aku memberikan surat
                   ini ke kamu ketika kamu sarapan. Dibaca sekarang ya, De. Aku berangkat ke
                   sekolah duluan.” kata Mbak Dini sambil bergegas berangkat.

                   “Surat? Mengapa ayah dan ibu menitipkan surat untukku?” Risma bertanya
                   dalam hati. Perlahan dibukanya lipatan surat tersebut. Disimaknya setiap kata
                   yang ditulis rapi oleh ibu,



                           Risma tercinta,

                           Mudah-mudahan Risma selalu ingat bahwa ujian apapun yang Risma
                           hadapi tidak pernah menitikberatkan pada hasilnya.
                           Hakekat ujian adalah mengukur daya juang kita…
                           …seberapa mau kita berpayah-payah mempersiapkan diri?
                           …seberapa rela kita mengorbankan hal-hal menyenangkan demi
                           memprioritaskan yang tidak menyenangkan?
                           …seberapa jauh kita membawa Tuhan terlibat dalam usaha kita?

                           Guru dapat menyiapkan materi.
                           Ayah Ibu dapat menemani berlatih.
                           Tuhan menganugerahi bakat dan kecerdasan.






                   156 Buku Siswa SD/MI Kelas VI
   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166   167