Page 12 - AYO BUANG SAMPAH OBAT
P. 12
Judul : BPOM Tunjuk Apotek di 14 Kota Jadi Pusat Pembuangan Sampah Obat
Nama Media : viva.co.id
Tanggal : 2 September 2019
Halaman/URL : https://www.viva.co.id/berita/nasional/1177562-bpom-tunjuk-apotek-di-14-
kota-jadi-pusat-pembuangan-sampah-obat
Tipe Media : Online
VIVA – Peredaran obat palsu dan
kedaluwarsa kini semakin
mengkhawatirkan. Karenanya Kepala
Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM), Penny K. Lukito mulai
menggalakkan program gagasan
Waspada Obat Ilegal.
Program tersebut diusung melalui
gerakan "Ayo Buang Sampah Obat” di
tahun 2019 ini untuk menekan angka
peredaran obat palsu dan kedaluwarsa.
Dalam gerakkan ini BPOM juga meningkatkan upaya edukasi bagi masyarakat melalui
pemahaman tentang bagaimana cara membuang obat kedaluwarsa, obat sisa, dan obat rusak
dengan benar.
"Selain di Jakarta, peluncuran gerakan ini juga dilaksanakan serentak di 14 kota lainnya, yakni
Bandung, Semarang, Surabaya, Serang, Banjarmasin, dan Mataram," kata Penny di kawasan
Sarinah, Thamrin, Jakarta Pusat, Minggu 1 September 2019, dilansir laman VIVAnews.
Selain itu ada juga di Makassar, Medan, Kendari, Pekanbaru, Palembang, Yogyakarta,
Denpasar, dan Batam. Penny menjelaskan bahwa setelah peluncuran gerakan edukasi
masyarakat ini berjalan selama satu bulan, masyarakat nantinya akan mendapat Informasi
mengenai di mana saja mereka bisa membuang sampah obat kadaluwarsa yang mereka
miliki.
Nantinya, lanjut Penny, pusat pembuangan sampah obat kedaluwarsa itu akan dibentuk
pihaknya, melalui jaringan apotek yang akan ditunjuk langsung oleh BPOM di 14 kota
tersebut.
Penny berharap, apabila gerakan ini dilaksanakan secara berkesinambungan, pihaknya
optimis bahwa budaya masyarakat untuk membuang sampah obat kedaluwarsa dan obat
rusak dengan benar, akan bisa terwujud.
Baik pola pembuangan yang dilakukan dengan mandiri, ataupun dikembalikan ke apotek-
apotek terdekat untuk dimusnahkan sesuai ketentuan guna meminimalisir peredaran obat
ilegal.
“Keberhasilan gerakan ini membutuhkan dukungan dan peran aktif seluruh pihak sebagai
bentuk tanggung jawab bersama pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam
mengawasi peredaran obat, khususnya peredaran obat ilegal," ujarnya.
Diketahui, pada bulan Juli 2019 lalu, masyarakat dikejutkan dengan adanya peredaran obat
ilegal termasuk obat palsu, yang bersumber dari pemanfaatan obat kedaluwarsa atau obat
rusak yang dibuang sembarangan.