Page 44 - 220719_Dialog Kinerja 3 Tahun Badan POM
P. 44

dan makanan, termasuk di dalamnya obat tradisional, kosmetik, dan suplemen kesehatan
               dengan  meninjau  kembali  segala  kebijakan  dan  peraturan  yang  menghambat
               perkembangannya.

               Melihat fakta bahwa infrastruktur telekomunikasi sudah menjangkau hampir semua wilayah di
               Indonesia, dan di akhir tahun 2018 lalu sudah lebih dari 132 juta orang masyarakat Indonesia
               memanfaatkan  internet,  perkembangan  e-commerce  saat  ini  tak  terhindarkan.  Transaksi
               online kian marak. Langkah pengawasan telah pula dilakukan. Badan POM memanfaatan
               teknologi  informasi  guna  mempermudah  dan  mempercepat  layanan,  misalnya  dengan
               mengembangkan aplikasi SMART dan 2D Barcode. Pemanfaatan teknologi menjadi sebuah
               keharusan  karena  tanggung  jawab  Badan  POM  semakin  luas,  termasuk  kini  dalam
               pengawasan kualitas produk darah untuk transfusi dan pengawasan iklan obat dan makanan
               di berbagai platform media.

               Melangkah ke Pelataran Global
               Kiprah Badan POM ke depan tak bisa dibatasi di dalam negeri. Tatanan pergaulan global
               yang tak lagi tersekat oleh batas negara menuntut Badan POM terlibat dalam pengawasan
               dan penataan masalah obat dan makanan secara global pula. Langkah ke arah sana sudah
               dilakukan.  Ketika  Indonesia  menjadi  tuan  rumah  Asian  Games  2018,  Badan  POM  ikut
               memastikan  bahwa  segala  macam hidangan  kuliner  termasuk  kosmetik  yang  dijajakan  di
               sekitar hotel atlet dan venues telah memenuhi standar keamanan, manfaat, dan mutu. Stiker
               pun ditempel pada kemasan tiap produk yang telah diperiksa dan dinyatakan aman.

               Badan POM juga mengambil peran dalam pertemuan perdana otoritas pengawas obat dari
               negara-negara yang terhimpun dalam Organisasi Kerja sama Islam (OKI) di Bali, Desember
               2018 lalu. Dalam pertemuan akbar tersebut Badan POM unjuk diri, melobi, dan meyakinkan
               regulator  obat  dan makanan negara  lain  akan  kemampuan  Indonesia  di  bidang  obat  dan
               makanan.  Diplomasi  ini  berhasil  memberi  ruang  bagi  produsen  obat  Indonesia  untuk
               memasarkan produknya di negaranegara OKI. Salah satu hasil konkritnya adalah vaksin dari
               PT. Biofarma (Persero) bisa diterima di kalangan negara OKI. Bahkan, PT. Biofarma ditunjuk
               sebagai  center  of  excellent  untuk  vaksin  dan  produk  farmasi,  dengan  mengacu  pada
               kenyataan  bahwa  Badan  Kesehatan  Dunia  WHO  memercayai  PT.  Biofarma  sebagai
               produsen vaksin. Sementara, Badan POM sendiri sudah meraih pengakuan sebagai regulator
               yang qualified.

               Penguatan Kelembagaan

               Memasuki  era  industri  4.0  ini,  perkembangan  produksi  obat,  obat  tradisional,  kosmetik,
               suplemen kesehatan, dan pangan olahan begitu luar biasa. J umlah, jenis, dan mereknya
               meningkat  luar  biasa.  Pemerintah  RI  telah  merespon  antara  lain  dengan  memberikan
               penguatan secara kelembagaan serta pemberian kewenangan baru bagi Badan POM melalui
               Perpres 80 Tahun 2017 dan Inpres 3 Tahun 2017. Berkat ketentuan baru tersebut, Badan
               POM bisa menguatkan strukturnya dan melebarkan sayap untuk memenuhi tuntutan baru.

               Namun,  perkembangan  yang  serba  cepat  itu  tampaknya memerlukan  respons  lebih  jauh.
               Badan POM memerlukan landasan legal yang lebih kuat dan permanen agar memiliki otoritas
               yang lebih memadai. Badan POM tak cukup hanya menjadi pengawas bagi industri obat dan
               makanan serta produk turunannya, karena ada pula tuntutan agar Badan POM bisa menjadi
               pelindung yang efektif bagi masyarakat Indonesia, sekaligus juga menjadi pendukung industri
               obat dan makanan dalam negeri agar memiliki daya saing global.
               Untuk menyongsong era baru tersebut, Badan POM memerlukan otoritas yang diatur secara
               rinci  pada  level  undang-undang.  Dengan  demikian,  Badan  POM  akan  lebih  efektif
   39   40   41   42   43   44   45   46   47