Page 42 - 220719_Dialog Kinerja 3 Tahun Badan POM
P. 42

Mengawasi  obat  dan  makanan  untuk  265  juta  orang  penduduk  Indonesia  tentu  bukan
               pekerjaan ringan. Apalagi, penduduk Indonesia tersebar di 17 ribu pulau yang terserak di
               kawasan Nusantara seluas lebih dari 5.200.000 km2, dimana beredar ribuan jenis produk
               obat, obat tradisional, kosmetik, suplemen kesehatan, dan pangan olahan dengan puluhan
               ribu merek yang harus diawasi. Tugas itu lah yang diemban oleh Badan Pengawas Obat dan
               Makanan Republik Indonesia, atau disingkat dengan Badan POM.
               Dari  waktu  ke  waktu,  Badan  POM  berupaya  keras  untuk  terus  meningkatkan  kualitas
               pelayanan  dan  perlindungannya  kepada  masyarakat.  Berkenaan  dengan  hal  ini,  telah
               diterbitkan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas
               Obat dan Makanan, yang disusul dengan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 3 Tahun 2017
               tentang  Peningkatan  Efektivitas  Pengawasan  Obat  dan  Makanan.  Perpres  dan  Inpres
               tersebut memberikan kekuatan legal bagi Badan POM untuk mengakselerasi peningkatan
               mutu pelayanan dan perlindungan kepada masyarakat, yang antara lain dilakukan melalui
               penguatan struktur organisasi dengan kewenangannya.

               Sebagai tindak lanjutnya, Badan POM telah memperluas jaringan kerja Unit Pelaksana Teknis
               (UPT) hingga kini mencapai 73 unit, yang terdiri dari 21 Balai Besar POM, 7 Balai POM Tipe
               A, 5 Balai POM Tipe B, dan 40 Kantor Badan POM di Kabupaten/Kota.

               Untuk membangun struktur baru tersebut, di tahun 2018 Badan POM merekrut 1.059 orang
               personil baru, hingga pegawai Badan POM seluruh Indonesia kini mencapai 4.766 orang. Tak
               cukup dengan membangun personil, untuk meningkatkan pengawasannya Badan POM juga
               menggalang kerja sama dengan berbagai pihak, baik dengan Kementerian/Lembaga/Instansi
               lain, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi, maupun dengan Organisasi-Organisasi.

               Perpres 80 Tahun 2017 juga memberi kewenangan kepada Badan POM untuk bekerja sama
               dengan aparatur Kepolisian, Kejaksaan, serta Intelijen, khususnya terkait tugas pengawasan
               yang sering kali diikuti dengan tindakan penegakan hukum. Dengan semakin luasnya lingkup
               tugasnya,  Badan  POM  terus  meningkatkan  kualitas  sumber  daya  manusia  (SDM)  di
               lingkungannya.
               Peran Badan POM dalam melindungi kesehatan masyarakat dan membangun daya saing
               bangsa  perlu  didukung  oleh  Pemimpin-Pemimpin  yang  Pancasilais,  yaitu  pemimpin  yang
               beriman,  percaya  kepada  Tuhan  Yang  Maha  Esa,  mendahulukan  kepentingan  Bangsa,
               membangun Bangsa yang adil dan sejahtera, serta menghargai keberagaman. Seperti juga
               Pemimpin-Pemimpin  Pejuang  kita  yang  selama  ini,  semenjak  Kebangkitan  Nasional,
               sesudah, dan sebelum Kemerdekaan.
               Untuk itu, Badan POM terus mengoptimalisasi potensi dan kinerja kepemimpinan dengan
               melakukan  promosi  dan  mutasi  pejabat  struktural,  yang  menjadi  langkah  penting  dalam
               pencapaian visi misi Badan POM. Posisi dan jabatan baru juga memberikan tantangan untuk
               mengasah kapasitas kepemimpinan dan membangun budaya organisasi yang baik dengan
               menginternalisasi spirit of the corps dari level Pimpinan tertinggi hingga Staf.

               Pemanfaatan  teknologi  informasi  menjadi  isu  penting  dalam  tugas  Badan  POM.  Terkait
               pengembangan SDM, Badan POM mendorong SDM nya untuk mengikuti revolusi industri 4.0
               yang  berbasis  internet,  aplikasi  mutakhir,  big  data,  dan  robotik.  Tujuannya,  agar  mampu
               melaksanakan tugas dengan lebih cepat, lebih cermat dan akurat, yang muaranya adalah
               peningkatan kualitas layanan pada masyarakat. Teknologi informasi terbukti bisa membantu
               mempercepat temuan produk palsu, sub-standard, bahkan produk yang berbahaya. Salah
               satu wujud konkritnya adalah pengembangan aplikasi yang mudah di install di gadget, yang
               memudahkan  public  memindai  barcode  produk  obat  dan  makanan,  sehingga  mudah
               mencocokkannya dengan daftar produk di websi te Badan POM.
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47