Page 9 - Sinergitas Dalam Hilirisasi Riset Obat, Obat Tradisional, dan Pangan Untuk Percepatan Perizinan
P. 9
Judul : BPOM Bentuk Satgas Hilirisasi Hasil Riset Obat dan Makanan
Nama Media : jpnn.com
Tanggal : 11 Desember 2019
Halaman/URL : https://www.jpnn.com/news/bpom-bentuk-satgas-hilirisasi-hasil-riset-obat-
dan-makanan
Tipe Media : Online
jpnn.com, JAKARTA - Badan
Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM) membentuk satuan tugas
(Satgas) yang diharapkan
mempercepat proses hilirisasi hasil
riset atau penelitian obat dan
makanan. Satgas juga melibatkan
ahli dari kementerian/lembaga (K/L)
terkait, akademisi, institusi penelitian
dan pelaku usaha.
Kepala BPOM Penny Lukito mengungkapkan, tugas satgas, antara lain
pendampingan agar produk inovasi riset yang siap dihilirisasi memenuhi syarat untuk
dapat izin edar.
"Ada dua satgas yang telah terbentuk, yaitu Satgas Percepatan Pengembangan dan
Pemanfaatan Produk Fitofarmaka, serta Satgas Percepatan Pengembangan dan
Pemanfaatan Produk Biologi. Kedua satgas tersebut ditetapkan dengan SK Menteri
Koordinator (Menko) Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) pada 13
September 2019," kata Penny, Rabu (11/12).
Upaya itu dilakukan agar hasil riset di bidang obat dan makanan tidak berhenti di
penulisan jurnal ilmiah. Riset harus dikomersialisasikan hingga menjadi produk
inovasi unggulan dalam negeri. Hal itu sekaligus mengurangi ketergantungan
Indonesia pada produk impor.
Penny menyebut produk hasil riset yang berhasil mendapat izin edar, yaitu stem cell
produksi Pusat Pengembangan Penelitian Stem Cell Universitas Airlangga Surabaya
bersama PT Phapros. Produk lainnya adalah albumin dari ikan gabus yang
dikembangkan Universitas Hasanudin Makassar bersama PT Royal Medika.
“Produk biologi lainnya adalah enoxaparin bersumber domba, trastuzumab dan
sejumlah vaksin antara lain MR, Hepatitis B, Tifoid, Rotavirus dan Polio. Untuk produk
fitofarmaka antara lain ekstrak seledri, binahong, daun kelor, daun gambir dan
bajakah,” tuturnya.
Upaya pendampingan juga dilakukan pada produk darah sebagai bagian dari
pengembangan industri fraksionasi plasma. Langkah awal untuk penyediaan bahan
baku plasma melalui percepatan sertifikasi Cara Produksi Obat yang Baik (CPOB)
Unit Transfusi Darah (UTD) Palang Merah Indonesia (PMI).