Page 19 - Gabungan Konferensi Pers Penyerahan Bantuan COVID-19 dari Badan POM kepada Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19
P. 19

yang dihasilkan selama proses penanganan pasien COVID-19 di RS Darurat Corona
               Kemayoran.

               Kemudian  pada  1  April  alat Realtime PCR  (Polymerase  Chain  Reaction)  Badan
               POM  juga  dimanfaatkan  untuk  mendukung  pengujian  deteksi severe  acute
               respiratory     syndrome       coronavirus 2 (SARS-Cov-2)         yang      menyebabkan
               penyakit Coronavirus  disease  2019 (COVID-19)  di  laboratorium/Labkesda  DKI
               Jakarta.

                                                                   Kepala  Badan  POM  RI,  Penny  K.
                                                                   Lukito  dalam  konferensi  pers  di
                                                                   Kantor  BNPB,  Selasa  (7/4/2020).
                                                                   Foto Dok. BPOM

                                                                   Dalam mendukung          ketersediaan
                                                                   obat dalam kondisi pandemi COVID-
                                                                   19,  Penny  juga  mengatakan  akan
                                                                   mendorong         upaya        seperti
                                                                   percepatan  registrasi  obat  dan
               produk  biologi  (PB)  melalui  upaya  simplifikasi  persyaratan  registrasi,  prioritas
               penilaian  melalui  jalur fast  track khusus  untuk  obat  yang  digunakan  dalam
               penanganan COVID19.

               “Saat ini kami berlakukan timeline registrasi paling lama 6 jam untuk Pra Registrasi,
               20 Hari Kerja (HK) untuk registrasi obat baru dan PB, serta 5 HK untuk registrasi
               obat generik,” jelas Penny.
               Percepatan  pemberian  izin  edar  yang  dilakukan  ini  dalam  skema Emergency  Use
               Authorization     (EUA),    dengan      pertimbangan risk and benefit serta      dilakukan
               peninjauan  kembali  jika  didapatkan  data  baru.  Hal  ini  menunjukkan  bahwa  Badan
               POM tetap berupaya menjaga keamanan obat beredar dalam kondisi darurat.

               “Badan  POM  juga  melakukan  percepatan  importasi  bahan  baku  obat  dari  1  HK
               menjadi paling lama 2 jam, percepatan sertifikasi paling lama 7 HK dan resertifikasi
               Cara  Pembuatan  Obat  yang  Baik  (CPOB)  paling  lama  5  HK,  serta  percepatan
               sertifikasi  Cara  Distribusi  Obat  yang  Baik  (CDOB)  paling  lama  7HK.  Juga
               memberlakukan fast track evaluasi dan persetujuan pengajuan uji klinik obat COVID-
               19 dengan timeline yang semula 20 HK menjadi 4 HK,” lanjutnya.

               Dari  sisi  pengawasan  di  lapangan, BPOM  melakukan  pengawasan  bantuan  obat
               COVID-19  dari  luar  negeri  yang  masuk  ke  Indonesia,  baik  melalui  Bandara
               Soekarno  Hatta  dan  Halim  Perdana  Kusuma  maupun  Pelabuhan  Tanjung  Priok,
               karena rawan disalahgunakan.

               Untuk mempercepat proses verifikasi dokumen, BPOM menempatkan tenaga yang
               kompeten  di  BNPB  agar  dapat  berkoordinasi  dan  bekerja  bersama  dengan  tim
               Gugus Tugas.

               Melalui Balai Besar/Balai POM dan Kantor Badan POM di kabupaten/kota di seluruh
               Indonesia (UPT badan POM), BPOM terus melakukan pengawasan mutu obat sejak
               penerimaan  sampai  pendistribusian  melalui  sampling  pengujian  (rapid test),
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24