Page 5 - E-Klip Konvensi Nasional Kemandirian Obat Herbal
P. 5
Judul : BPOM: Bahan Baku Obat Herbal Masih Impor, Harga Produk Jadi Mahal
Nama Media : Detik.com
Tanggal : 8/4/2022
Halaman/URL : https://www.detik.com/jateng/bisnis/d-6216895/bpom-bahan-baku-obat-
herbal-masih-impor-harga-produk-jadi-mahal
Tipe Media : Media Online
Ketersediaan bahan baku ekstrak bahan alam
masih menjadi kendala pengembangan jamu,
obat herbal, maupun fitofarmaka. Bahkan saat ini
para pelaku usaha masih harus mengimpor
bahan baku.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM)
mendorong seluruh pihak, mulai dari hulu hingga
hilir untuk bisa bersinergi dalam menyediakan
bahan baku secara konsisten. Dengan demikian,
produk herbal Indonesia mampu berdaya saing.
"Kebutuhan bahan baku kita itu 25 persen dari
impor. Tetapi bagaimana kita belajar dari
pandemi, kita makin sadar dalam aspek apapun
yang menyangkut kesehatan dan jiwa manusia,
kita harus mandiri," kata Kepala BPOM, Penny
Kusumastuti Lukito, usai membuka Virtual Expo
Ekstrak Bahan Alam di Sukoharjo, Kamis
(4/8/2022).
Di sisi lain, sejumlah pemasok bahan baku justru mengekspor hasil pertaniannya ke negara lain. Penny
pun meminta agar hal ini menjadi bahan evaluasi.
"Kita belum mengekspor dalam bentuk bahan jadi dan itu memang perlu kita dorong. Satu pihak kita
mengekspor bahan baku ke luar, sementara di sini kekurangan. Itu saya kira mesti kita benahi sehingga
yang diekspor itu bisa diserap ke dalam negeri, baru kita ekspor dalam bentuk yang ada nilai tambahnya,"
kata dia.
Menurutnya, bahan baku tidak hanya sekadar tersedia, namun harus konsisten. Hal ini dapat
mempengaruhi daya saing dengan produk herbal impor.
"Bahan baku yang tidak sustain akan mengganggu stabilitas konsistensi dari produk-produk yang
diproduksi oleh perusahaan-perusahaan dalam negeri, dalam hal ini UMKM. Sementara kalau harus beli
impor akan jadi mahal. Akibatnya produknya juga mahal dan tidak berdaya saing," ungkapnya.