Page 26 - BPOM Terbitkan EUA Vaksin Indovac dan Vaksin AWcorna
P. 26

Sesuai  persyaratan  EUA,  kata  Penny,  BPOM  telah  lebih  dulu  melakukan  evaluasi  terhadap
               aspek khasiat, keamanan, dan mutu Vaksin  Indovac dengan mengacu pada standar evaluasi
               vaksin Covid-19 yang berlaku secara internasional, serta evaluasi terhadap pemenuhan Cara
               Pembuatan Obat yang Baik (CPOB).

               Dengan  pertimbangan  terhadap  aspek  keamanan,  efikasi/imunogenisitas,  mutu,  dan
               pemenuhan CPOB, maka BPOM telah menyetujui penerbitan EUA Vaksin  Indovac dengan
               indikasi  sebagai  imunisasi  aktif  untuk  pencegahan  Covid-19  yang  disebabkan  oleh  SARS
               CoV-2 pada individu berusia 18 tahun ke atas.

               Vaksin Indovac akan digunakan dalam vaksinasi primer yang diberikan dalam 2 dosis suntikan
               (25 μg/dosis) dengan interval 28 hari. Efikasi Vaksin Indovac mengacu pada hasil uji imuno
               bridging  pada  uji  klinik  fase  3,  menunjukkan  antibodi  netralisasi  Vaksin  yang  non-inferior
               dengan vaksin protein subunit pembanding (92,5 persen vs 87,09 persen).

               "Efek  samping  atau  adverse  events  (AEs)  dalam  uji  klinik  Vaksin  Indovac  dilaporkan
               umumnya bersifat ringan. Efek samping yang paling sering dilaporkan adalah nyeri lokal dan
               nyeri otot (myalgia), yang kemunculannya sebanding dengan efek samping pada penggunaan
               vaksin rekombinan protein subunit pembanding yang lebih dulu mendapatkan EUA," tuturnya.

               Sementara untuk Vaksin AWcorna, dikembangkan dengan platform mRNA, didaftarkan oleh
               PT  Etana  Biotechnologies  Indonesia  (PT  Etana)  dan  dikembangkan  oleh  Abogen-Yuxi
               Walvax, China. Walaupun termasuk vaksin platform mRNA, vaksin ini dapat disimpan pada
               suhu 2 – 8°C.

               Dengan mempertimbangkan aspek keamanan, efikasi/imunogenisitas, mutu, dan pemenuhan
               prinsip  CPOB,  Vaksin  AWcorna  disetujui  mendapatkan  EUA  untuk  indikasi  pencegahan
               infeksi virus SARS CoV-2 pada individu usia 18 tahun ke atas.

               Dosis  sebagai  vaksinasi  primer  adalah  15  μg/dosis  yang  diberikan  dalam  2  dosis  suntikan
               dengan  interval  28  hari.  Sebagai  vaksinasi  booster  heterolog,  diberikan  dalam  1  dosis
               sebanyak  15  μg/dosis  setelah  6  bulan  dosis  kedua  vaksinasi  primer  dengan  menggunakan
               vaksin inaktivasi (Sinovac atau Sinopharm).

               Dari hasil uji klinik, efikasi Vaksin AWcorna terhadap wild type (virus Covid-19 yang belum
               bermutasi) sebesar 83,58 persen, sementara efikasi Vaksin AWcorna terhadap varian Omicron
               sebesar 71,17 persen dalam mencegah kasus Covid-19 sedang (moderate).

               "Keamanan vaksin AWcorna secara umum dapat ditoleransi dengan baik dan efek samping
               yang dilaporkan berisifat ringan. Gejala efek samping yang paling sering dilaporkan adalah
               demam, nyeri pada tempat penyuntikan, kelelahan (fatigue), nyeri otot (myalgia), sakit kepala,
               meriang (chills), bengkak, dan rasa gatal (pruritus)," beber Penny.
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31